Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pinggir Rel: Katanya Mau Dibuat Rumah Deret

Kompas.com - 22/05/2014, 19:13 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Warga Jalan Tenaga Listrik, Tanah Abang, Jakarta Pusat mengaku sering mendengar bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT KAI untuk membersihkan bangunan liar di sekitar rel kereta api. Namun warga menganggap hal itu bukan masalah.

Seorang warga, Mak, mengakui pernah mendengar soal penggusuran bangunan di pinggir rel. Dia mengaku enggan memikirkan lebih jauh soal itu karena sudah hampir 60 tahun menempati rumah milik suaminya yang asli orang Jakarta tersebut.

"Katanya mau dibuat rumah deret, tapi enggak tahu jadi atau enggak," ujar Mak sambil menjahit celana, Kamis (22/5/2014).

Mak menuturkan kebanyakan penduduk di kawasan itu berjualan makanan dan minuman atau pedagang asongan. Dia mengaku tak merasa risih karena terbiasa mendengar suara kereta lewat setiap harinya.

Sama halnya dengan Mak, salah seorang warga yang tinggal di area tersebut menyatakan sudah kebal dengan suara kereta setiap harinya. Dirinya cukup nyaman berada di lokasi yang tak henti bersuara tersebut.

Pantauan Kompas.com, jarak antara rumah warga dengan rel kereta api sekitar 3 meter. Rel kereta api tersebut menghubungkan Jalan Tenaga Listrik dengan Jalan Awaluddin atau menuju Kebon Pala.

Setiap harinya, para pengendara motor melintasi rel dengan beberapa kayu yang disusun merata dengan tinggi rel kereta. Saat ada pengendara yang akan melintas, warga selalu waspada memastikan tidak ada kereta yang akan lewat.

Bahkan, sesekali saat terdengar kereta akan melewati rel, pengendara diteriaki untuk berhenti sampai gerbong belakang kereta melintas.

Sementara itu, Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) 1 Agus Komarudin mengatakan proses pembersihan bangunan liar di pinggir rel kereta masih menjadi perbincangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT KAI.

Agus menyatakan menggusur bangunan liar belum dipastikan waktunya, tapi segera dilakukan dalam waktu dekat. PT KAI, lanjut Agus, dari dulu telah membersihkan bangunan liar di pinggir rel, namun usai dibersihkan, bangunan liar itu kembali berdiri.

"Sudah dilakukan Duri ke arah Tanah Abang, Karet-Sudirman sudah. Daerah Manggarai sebagian. Kita lakukan bertahap," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2014).

Menurut Agus, bangunan liar itu sudah mempengaruhi perjalanan kereta api. Selain itu, perawatan untuk kabel menjadi sulit dijangkau sehingga dapat membahayakan perjalanan kereta api.

Mengenai tembok pembatas, kata Agus, sebenarnya telah ada sejak lama. Jadi, saat ini PT KAI lebih memfokuskan penggusuran bangunan liar yang diperkirakan dilakukan dalam waktu dekat.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengadakan pembicaraan dengan PT KAI untuk bekerja sama mensterilkan pinggiran rel dari bangunan liar. 

Para penghuni bangunan liar pinggir rel yang memiliki KTP Jakarta nantinya akan dipindah ke rumah susun. Sementara bagi yang tidak, akan segera dipulangkan ke daerah asalnya. Terdapat sejumlah lokasi pinggiran rel di Jakarta yang diduduki oleh bangunan-bangunan liar, seperti di Pejompongan, Senen, dan Lenteng Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com