Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan, genangan disebabkan sumbatan pada saluran air. "Masyarakat membuang sampah di drainase, tetapi masyarakat buang sampah lagi ke saluran air setelah dibersihkan. Mohon kerja samanya agar tidak buang sampah sembarangan," kata Manggas, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Penyebab lainnya adalah banyaknya kabel utilitas, baik PLN maupun Telkom, serat optik, dan pipa PAM yang melanggar ketentuan galian. Kabel-kabel itu menghambat jalannya air masuk ke saluran pembuangan. Hal ini pun ditambah dengan sampah dan endapan lumpur yang tertahan akibat jaringan utilitas tersebut.
Manggas mengaku telah memberi peringatan dan teguran kepada pemilik kabel utilitas. Selain itu, pihaknya juga telah melaporkan pemilik kabel utilitas ke aparat penegak hukum karena menggali tanpa izin. Penggalian itu menyebabkan kerusakan pada aset negara, yakni jalan dan trotoar.
"Pemilik utilitas kebanyakan menurut pada kami dan mereka minta waktu untuk perbaikan. Pelanggarannya kebanyakan sudah berlangsung lama dan bertahun-tahun," kata Manggas.
Ia juga mengklaim, anak buahnya yang tergabung dalam Satgas Air dan Jalan telah bekerja dengan baik.
Pada kesempatan berbeda, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa banyaknya genangan ini diakibatkan oleh kerja yang tidak optimal dari Satgas Air dan Jalan Dinas PU.
Selain itu, ia menengarai bahwa petugas Dinas Pertamanan DKI dan Dinas Kebersihan DKI banyak memasukkan daun-daun kering ke dalam saluran air. "Kita lihat nanti ada yang salah atau tidak di lapangan. Makanya, saya akan panggil Pak Manggas," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.