Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarnaval 2014 Dinilai Lebih Meriah Ketimbang Tahun Lalu

Kompas.com - 22/06/2014, 18:55 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Jakarnaval 2014 diklaim lebih meriah ketimbang pelaksanaan tahun lalu. Selain dilihat berdasarkan ramainya warga yang datang, jumlah peserta yang hadir pada tahun ini lebih banyak ketimbang pelaksanaan Jakarnaval 2013.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, Jakarnaval tahun ini diikuti oleh sekitar 1.200 orang. Tahun lalu hanya kira-kira 1.000 orang. "Kendaraannya juga tahun lalu 24, sekarang 30, dan untuk tahun ini mulai ada partisipasi swasta. Saya dapat laporan, penonton sangat antusias. Buktinya ada macet. Kita bisa lihat sendiri. Banyak sekali masyarakat yang ingin menonton," kata Arie seusai acara tersebut.

Arie juga mengklaim keikutsertaan para peserta pada tahun ini atas keinginan mereka sendiri tanpa adanya permintaan dari panitia. Ia menilai, tingginya antusiasme dari para peserta karena mereka melihat ajang tersebut sebagai momen yang tepat untuk mempromosikan diri.

"Mereka berinisiatif untuk ikut sendiri karena menganggap ini juga bagian dari promosi mereka," ujar Arie.

Jakarnaval tahun ini mengambil tema "Keajaiban Topeng Nusantara". Seperti pada tahun lalu, peserta pada tahun ini tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga dari beberapa daerah lain, seperti Bali, Ponorogo, Solo, Indramayu, dan Kalimantan Timur. Acara juga diramaikan lima topeng raksasa. Acara yang dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakara Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama sekitar pukul 15.00 WIB, mengambil rute Monas-Bundaran HI. Acara berlangsung hingga sekitar pukul 18.00 WIB.

Namun, ada yang berbeda dari pelaksanaan Jakarnaval pada tahun ini. Jika tahun lalu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ikut serta meramaikan acara tersebut dengan menunggang kuda dan tampil mengenakan baju bak kaisar Tiongkok, maka kali ini Basuki lebih memilih duduk sebagai penonton di tenda VIP bersama pejabat Pemprov DKI lain. Jokowi yang tengah mencalonkan diri sebagai presiden tidak hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com