Sekadar informasi, berbagai pesta rakyat diselenggarakan di Monas, di antaranya PRJ Monas dan UKM Expo. Meski begitu, untuk acara seperti Jakarnaval, ia memastikan bakal tetap digelar di Monas. Sebab, sebagian peserta Jakarnaval adalah anak-anak, bukanlah pedagang kaki lima (PKL) dan lainnya.
Menurut dia, perlu waktu lama untuk mengajarkan kedisiplinan kepada anak-anak. Hal ini, misalnya, tidak mencoret-coret di tembok maupun membuang sampah pada tempatnya. Alasan utama yang mendorongnya untuk memindahkan hajatan rakyat dari Monas adalah membeludaknya PKL di sana.
Di IRTI saja, kata dia, terdapat sekitar 800 PKL. Padahal, Pemprov DKI hanya membina sebanyak 387 pedagang resmi.
"Sisanya, 500-an pedagang mau kita usir keluar dari IRTI," tegasnya.
Ia juga menganggap Peraturan Daerah 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum sudah tak mempan lagi untuk "menakuti-nakuti" para PKL.
"Mereka (yang melanggar) mau dibawa ke polisi? Mau gugat apa? Apalagi harus nunggu penyelidikan hakim dulu. Penyidik dari pegawal negeri sipil juga tidak cukup," kata Basuki.