Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Murah, Menunggu Lama dan Tidak Nyaman Lagi

Kompas.com - 21/08/2014, 22:34 WIB
KOMPAS.com - Sudah lima tahun ini, Tasia tidak lagi memakai bus untuk mengantarkannya pulang dari kantor. Selain waktu tempuh yang lama, dia harus tiga kali ganti kendaraan umum. Kini, karyawan swasta di daerah Thamrin ini memilih memakai taksi untuk mengejar kenyamanan dan mempersingkat waktu tempuh. Konsekuensinya, biaya transportasi yang membengkak.

”Waktu pakai bus, sekali jalan tidak sampai Rp 10.000. Sekarang dengan taksi, ongkosnya membengkak hampir 10 kali lipat,” ujarnya, Rabu (20/8).

Namun, dia memilih mengorbankan uang demi mendapatkan kenyamanan. Dia tidak harus berganti kendaraan dan bisa beristirahat.

”Sudah lelah seharian bekerja. Pulangnya ingin sedikit nyaman,” kata Tasia yang saban hari masuk kerja pukul 06.30 dan pulang pukul 18.00 itu.

Sewaktu masih memakai bus, dia harus menggunakan transjakarta dari depan kantornya hingga ke Karet. Dari situ, perjalanan dilanjutkan dengan mikrolet 44 sampai Kampung Melayu, dilanjutkan dengan mikrolet 32.

Waktu tempuh dengan bus mencapai 2 jam. Selain harus memutar, dia harus mengantre dan menunggu bus. Adapun dengan taksi, waktu tempuhnya antara 1-1,5 jam.

”Dulu saya pernah dimarahi penumpang lain di transjakarta karena bawaan saya banyak. Saya dianggap memenuhi tempat karena bus di sore hari sangat padat,” kenangnya.

Dengan menenteng bawaan yang banyak, Tasia harus berjalan untuk berganti bus. Hal ini kerap merepotkannya. Dia berharap, transportasi massal bisa dibenahi sehingga orang tidak kesulitan mencapai tempat tujuan.

Kekecewaan yang sama juga dialami Naomi. Ia menghabiskan waktu sampai 1 jam untuk menunggu bus transjakarta di Halte Cawang. ”Saya transit di halte itu dari Koridor IX ke Koridor X. Busnya sangat lama di siang hari. Akhirnya saya putuskan untuk menggunakan bus reguler saja,” ujarnya.

Dia berharap, penumpang yang harus berganti bus tidak menunggu lama untuk mendapatkan bus berikutnya. Jika waktu menunggu bus lanjutan ini lama, ditambah jalan macet, betapa pengguna angkutan massal dirugikan.

Pada suatu malam, Naomi juga pernah menjumpai empat bus transjakarta yang tidak mengangkut penumpang lewat secara berurutan di Halte Dukuh Atas. Sementara penumpang harus menunggu lebih dari 15 menit. ”Kalau bus akan isi BBG atau pulang ke pul, sebaiknya juga mengangkut penumpang sehingga enggak lewat begitu saja, sementara penumpang harus menunggu lama bus berikutnya,” katanya.

Penggunaan tiket elektronik di transjakarta, menurut Naomi, sudah mengurangi antrean penumpang yang akan masuk halte.

Binar, warga Cipinang Muara, Jakarta Timur, memilih memakai mikrolet dan kopaja untuk pergi ke tempat kerja di daerah Tebet. Angkutan umum tanpa jalur khusus dan tanpa pendingin ruangan ini masih digunakan karena jalurnya pas dengan kebutuhan. Sementara transjakarta tidak memiliki akses sampai ke kawasan Tebet dan menyulitkan untuk berpindah-pindah angkutan.

”Kalau naik transjakarta, saya harus ganti kendaraan tiga kali. Jadi, mending naik mikrolet dan kopaja saja,” kata Binar.

Sebagai konsekuensi, bus yang ditumpanginya kerap terkena macet. Perjalanan ke kantor ditempuh selama 1,5 jam. ”Kalau lagi menumpang kawan dengan sepeda motor, lama perjalanan 20 menit saja,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com