Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tolak Permintaan Hashim Tunda Pengunduran Diri

Kompas.com - 11/09/2014, 09:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak permintaan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo untuk menunda pengunduran diri dari partai berlambang burung garuda itu. Basuki mengaku, prinsipnya bersama Partai Gerindra sudah berbeda.
 
"Saya sudah ketemu Pak Hashim, dan dia bisa memahami. Hanya, beliau merasa, ditunda saja untuk berdiskusi dulu di DPP, baru mundur. Tapi, menurut saya, diskusi sudah tidak ada guna," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Ia kemudian meminta maaf kepada Hashim karena tidak dapat menuruti permintaannya. Basuki mengaku berani mengambil keputusan ini walaupun nantinya Partai Gerindra akan mengusungnya kembali menjadi calon gubernur pada Pilkada DKI 2017. Ia lebih memilih mengundurkan diri dan menjadi kepala daerah atas pilihan rakyat daripada dipilih oleh segelintir anggota DPRD.

Basuki mempertanyakan pembelaan Koalisi Merah Putih atas perjuangan pengesahan RUU Pilkada. Partai-partai yang bergabung dalam Koalisi Merah Putih menganggap bahwa kepala daerah merupakan hasil musyawarah mufakat legislatif atau seperti tertanam pada sila keempat Pancasila.

"Kalau Anda mengatakan seperti itu, berarti saya juga mengatakan pemilu presiden tidak boleh dipilih langsung. Semua parpol yang mendukung pemilihan langsung harusnya meminta kader partainya yang sudah jadi kepala daerah mengundurkan diri. Itu baru konsisten," kata Basuki.

Pria yang akrab disapa Ahok itu memutuskan untuk mundur dari Gerindra karena berbeda pendapat atas polemik revisi RUU Pilkada. Partai Gerindra bersama parpol lain yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih mendesak agar pemilihan kepala daerah (pilkada) tidak lagi diselenggarakan secara langsung dan dipilih oleh DPRD setempat. Dengan alasan biaya tinggi, kepala daerah banyak terjerat korupsi serta terjadi kekacauan di beberapa daerah saat pilkada berlangsung. Koalisi Merah Putih terus berupaya agar RUU Pilkada itu disahkan.

Sementara itu, Basuki menganggap RUU Pilkada itu telah menghilangkan makna demokrasi dan reformasi yang tertanam di Indonesia. Menurut dia, pemilihan kepala daerah oleh DPRD hanya menjadikan kepala daerah menjadi "sapi perah". Kepala daerah nantinya hanya mengutamakan kepentingan anggota dewan dibanding kepentingan rakyat.

Sesuai AD/ART partai politik, kader harus menaati semua keputusan partai. Jika tidak bisa menaati keputusan itu, kader tersebut harus keluar. Maka dari itu, sebagai konsekuensi politik itulah, pria yang akrab disapa Ahok itu memutuskan hengkang dari partai besutan Prabowo Subianto itu. Basuki pun telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada DPP Gerindra pada Rabu kemarin. Pihak Gerindra pun telah menerima pengajuan diri Basuki itu. Di sisi lain, Basuki menolak untuk masuk partai politik mana pun dan memilih fokus untuk membenahi Ibu Kota selama tiga tahun sisa pemerintahannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com