Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Petunjuk Tuhan dan Restu Istri Sebelum Mundur dari Gerindra

Kompas.com - 11/09/2014, 08:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) resmi menyatakan mundur dari Partai Gerindra. Sepucuk surat pengunduran diri sudah dilayangkan ke DPP Partai Gerindra.

Ahok mengaku keputusan pengunduran dirinya dari Gerindra sudah bulat setelah dia merenung dan berdoa meminta petunjuk Tuhan. Menurut Ahok, selain meminta petunjuk Tuhan, dia pun sudah meminta persetujuan istrinya.

Sang istri, Veronica Tan, menurut sebuah sumber, sempat mempertanyakan niat Ahok mundur dari Gerindra. Bahkan, mereka sempat diskusi, tetapi akhirnya Veronica menyerahkan keputusan kepada sang suami.

Rabu (10/9/2014) kemarin, Ahok sempat memamerkan surat tanda terima dari DPP Gerindra yang telah menerima surat pengunduran dirinya. Seusai memperlihatkan surat itu, Ahok tidak kembali bekerja, tetapi bergegas untuk pulang.

Dengan tergesa-gesa, Ahok masuk ke mobil dinasnya, To­yota Land Cruiser berwarna hitam, yang terparkir di halaman Gedung Balaikota Jakarta. Padahal, biasanya, setiap hari Ahok pulang kerja hingga larut malam. "Saya ada urusan keluarga, jadinya pulang cepat," kilahnya.

Ditanya perasaannya setelah mengundurkan diri dari Gerindra, Ahok mengaku biasa saja. Bahkan, dia kerap mengembangkan senyuman kepada orang di sekitarnya.

Soal wacana pindah partai, Ahok menjamin tidak akan membelot ke partai politik mana pun karena dia akan fokus membenahi Ibu Kota selama tiga tahun sisa pemerintahannya. Ia juga tidak akan menerima tawaran jadi menteri kabinet Jokowi-JK mendatang. "Saya mau memberesi semua tugas di DKI Jakarta," ujarnya.

Kelak, Ahok akan menjadi gubernur DKI Jakarta, menggantikan Jokowi yang menjadi presiden RI. Ahok tampaknya mantap bakal duduk sebagai gubernur non-parpol, setelah lepas dari Gerindra. Ia pun mengisyaratkan tidak akan "lompat" ke kabinet.

Menurut Ahok, Jokowi tidak akan menginstruksikan dirinya jadi menteri. Sebab, Jokowi lebih memercayainya untuk menyelesaikan permasalahan Ibu Kota daripada memberikan tugas baru di jabatan baru sebagai menteri.

"Kita berdua (bersama Jokowi) sudah janji sama orang Jakarta. Pembagian tugasnya, beliau (Jokowi) di pusat dan saya di Jakarta. Ini komitmen amanah yang diberikan warga DKI untuk dituntaskan," ujar mantan anggota Komisi II DPR itu. "Pak Jokowi juga enggak akan meminta saya jadi menteri karena dia menginginkan saya selesaikan (masalah) Jakarta," ungkap Ahok.

Sebagai informasi, Ahok mundur dari Gerindra karena berbeda pendapat dengan partai soal RUU Pilkada. Partai Gerindra bersama partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) menyepakati pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Sementara itu, Ahok tidak sepakat atas hal itu dan menginginkan kepala daerah tetap dipilih langsung oleh rakyat.

Usulan pemilihan kepala daerah melalui DPRD tengah dibahas Panja RUU Pilkada DPR dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Parpol yang tergabung dalam KMP berubah sikap (mendukung pilkada dipilih DPRD) setelah berakhirnya proses pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalam surat pengunduran dirinya, Ahok mengatakan alasannya mundur ialah karena keputusan Gerindra yang mendukung perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah telah bertentangan dengan prinsip dan hati nuraninya.

"Karena saya tidak bisa menjadi anggota partai yang baik, dalam AD/ART partai kan harus mendukung menyukseskan semua program partai politik. Nah, sedangkan saya berlawanan dengan hati nurani saya apabila partai politik saya mendukung pemilihan kepala daerah dipilih melalui DPRD," ujar Ahok.

Berdasarkan surat tanda terima yang ditunjukkan Ahok, tertulis surat pengunduran diri tersebut ditujukan ke Sekjen Partai Gerindra. Surat pengunduran diri tersebut diterima petugas DPP bernama Martina. Selain surat pengunduran diri, dalam surat tersebut Ahok menyerahkan kartu keanggotaan partai untuk diserahkan ke DPP. (Harian Warta Kota)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com