Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di DPR, Perawat Tawarkan Pasang Kateter ke Wakil Rakyat

Kompas.com - 25/09/2014, 12:26 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berunjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta Pusat Kamis (25/9/2014).

Mereka berunjuk rasa untuk mendesak segera disahkannya Rancangan Undang-undang (RUU) Keperawatan dalam rapat paripurna DPR RI siang ini. Dengan demikian mereka memiliki payung hukum dalam melakukan tindakan terhadap pasien.

Mereka mengatakan, perawat adalah profesi yang penting karena menyangkut kualitas hidup pasien yang dirawat.

Dalam orasinya, salah seorang pengunjuk rasa mengatakan bahwa tugas perawat yang dinilai tidak mudah. Dari bekerja tidak kenal waktu hingga melakukan tindakan medis yang berisiko tinggi, misalnya pemasangan kateter untuk membantu berkemih.

"Kami rawat pasien supaya tidak infeksi. Anggota DPR bisa pipis enggak? Kalau enggak, sini kami pasang kateter!" seru salah satu orator.

Sekretaris Pengurus PPNI Lampung Gustop Amatiria mengatakan, RUU Keperawatan harus segera disahkan supaya tugas perawat jelas, hak dan kewajibannya.

Ia menilai, selama ini perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang belum dilindungi undang-undang. Padahal tugas perawat sangat erat dengan risiko-risiko tindakan medis.

"Garis-garis dasar batasan tugas perawat harus jelas agar dapat melakukan tugasnya secara profesional dan tidak bersinggungan profesi lainnya," ujar dia.

Dalam aksi tersebut PPNI mengirimkan perwakilan-perwakilan dari setiap provinsi di Indonesia, antara lain dari Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Palembang. Peserta aksi terdiri dari perawat, tenaga pendidik, serta mahasiswa keperawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com