Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap Pertama "Giant Sea Wall" Ditargetkan Rampung pada 2017

Kompas.com - 03/10/2014, 21:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Rapat koordinasi pemerintah pusat -dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian- bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten menyepakati pemancangan tiang pertama proyek “Giant Sea Wall” dilakukan Kamis (9/10/2014).

Tanggul ini merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). “Satu hal penting, rapat ini menyepakati bahwa (tahap pertama dari) bendungan atau dinding penahan air sepanjang 33 kilometer ini harus bisa diselesaikan dalam 3 tahun,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Chairul menuturkan, tahap pertama yang ditargetkan rampung pada 2017 itu akan berupa dinding penahan air sepanjang 8 kilometer. Adapun penyelesaian seluruh proyek bendungan sepanjang 33 kilometer, ditargetkan pada 2030.

Pembiayaan disepakati akan ditanggung berasama, antara pemerintah pusat -dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum- dan Pemprov DKI Jakarta, masing-masing 50 persen biaya.

Pembiayaan dan fungsi tanggul

Menurut Chairul, perhitungan kasar diperlukan anggaran sekitar Rp 3,2 triliun. Dia memaparkan, anggaran Rp 1,6 triliun dari pos Kementerian Pekerjaan Umum akan menjadi alokasi anggaran tahun jamak 2015, 2016, dan 2017. “Begitu juga pemerintah DKI akan menganggarkan Rp 1,6 triliun di APBD DKI Jakarta,” imbuh Chairul.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani, dikonfirmasi usai rapat membenarkan, Pemprov dan DPRD DKI Jakarta sudah menganggarkan Rp 1,6 triliun untuk pembangunan “Giant Sea Wall”. “Sudah (dianggarkan),” kata dia singkat.

Chairul mengatakan, selain berfungsi untuk melindungi DKI Jakarta dari banjir, dinding raksasa ini juga bisa berfungsi sebagai pusat air baku bagi DKI Jakarta. “Dengan adanya air baku di Giant Sea Wall ini, nanti Pemerintah DKI bisa melakukan pelarangan pengambilan air tanah secara berlebihan. Dengan begitu turunnya tanah di wilayah DKI ini juga bisa dihentikan,” imbuh dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek NCICD meliputi dua hal. Selain pembangunan tanggul, proyek ini juga menggarap reklamasi pulau. Rencananya, akan ada 17 pulau buatan di Teluk Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com