Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki Juga Punya "Cita-cita"

Kompas.com - 09/10/2014, 19:45 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua joki 3 in 1 di jalanan Jakarta berasal dari atau tinggal di Ibu Kota. Sebersit cita-cita pun masih ada di antara mereka, sekalipun umur sudah beranjak tua. Cerita Susy Sundarti ini adalah salah satunya.

Susy adalah joki yang mencari peruntungan rezeki di antara Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Warga Bogor, Jawa Barat ini ada di antara puluhan orang yang melambaikan tangan kepada mobil-mobil yang butuh joki untuk memenuhi aturan 3 in 1 pada jam-jam yang sudah ditentukan itu.

"Nge-joki dari 2010, buat bantu-bantu di keluarga," kata Susy kepada Kompas.com, Kamis (9/10/2014) sore. Ibu beranak dua ini sudah bersiap dari pukul 06.30 WIB dan balik pulang ke Bogor pada pukul 19.00 WIB, Senin sampai dengan Jumat.

Dari menjoki, Susy mengaku mendapatkan Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per hari. Rute perjokiannya, sebut dia, dimulai setiap hari dari kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Pengguna jasa pertamanya, kata Susy, adalah mobil yang akan masuk ke ruas Jalan Sudirman menuju kawasan di Bundaran Hotel Indonesia. Sesudahnya, dia mencari peruntungan di lokasi-lokasi yang memungkinkan joki dilirik pengendara mobil pribadi.

Tantangan dan "cita-cita"

Selama menjadi joki, Susy tak menampik pernah diciduk petugas dalam razia di Jakarta Pusat. Dia pun sempat menjalani pembinaan dari Dinas Sosial DKI Jakarta.

Namun, Susy mengaku hanya mengikuti pembinaan selama satu hari. Dia minta dipulangkan dengan membayar uang administrasi Rp 350.000 dan menulis surat perjanjian tak akan lagi menjadi joki.

Bahwa ternyata sampai Kamis sore ini Susy masih menjadi joki, dia beralasan masih butuh uang untuk menambal kebutuhan keluarganya. "Suami saya loper koran, anak masih sekolah. Buat kasih anak jajan tiap hari sama makan. Kalau dari suami saja ya enggak cukup," ujar dia.

Anak sulung Susy sebenarnya sudah bekerja, dia sebut di kantor Unilever. Susy mengaku tak mau meminta uang kepada anaknya itu. "Malu," ujar dia. Susy mengatakan, lebih baik mandiri daripada meminta uang dari anaknya, sekalipun itu berarti menjadi joki di jalanan.

Bukan berarti selamanya Susy juga ingin menjadi joki. "Enggak (mau jadi) joki terus dong, saya sudah tua begini. Bisnis saja di rumah," cita Susy. Dia berencana mengumpulkan modal untuk membuat warung di rumah. "Minimal Rp 10 juta lah," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com