Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai Desember, Koridor 4 dan 6 Belum Terapkan Tiket Elektronik

Kompas.com - 22/10/2014, 18:35 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta memastikan selama periode November hingga Desember mendatang akan ada sembilan koridor transjakarta yang akan menyusul koridor 1 dengan tidak lagi menjualan tiket kertas.

Kesembilan koridor tersebut adalah koridor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12. Dengan tidak dijualnya tiket kertas di sembilan koridor tersebut, maka jumlah koridor transjakarta yang telah menerapkan wajib elektronik ada 10 koridor.

Adapun koridor yang masih belum bisa menerapkan tiket elektronik (e-ticketing) pada Desember mendatang ada dua koridor, yakni koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas) dan koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas).

Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih menjelaskan, belum bisa digunakannya tiket elektronik di kedua koridor tersebut karena terjadi sengketa hukum yang melibatkan Bank DKI dengan vendor yang memasang sarana dan prasarana tiket elektronik di kedua koridor tersebut, yakni PT Megah Prima Mandiri.

"Jadi, sebelum tahun ini berakhir hampir seluruh koridor sudah full e-ticketing, tidak terima uang tunai lagi, kecuali koridor 4 dan 6. Karena masih ada sengketa antara Bank DKI dan PT MPM," kata Kosasih kepada Kompas.com, Rabu (22/10/2014).

Kosasih belum bisa memastikan kapan sengketa hukum tersebut akan usai. Karena menurutnya, PT Transjakarta bukan termasuk pihak yang terlibat konflik.

"Jadi belum bisa dipastikan kapan (sengketa hukum-nya) selesai. Yang pasti kalau selesai, e-ticketing-nya akan langsung kita terapkan," Kosasih menjelaskan.

Lebih lanjut, Kosasih mengatakan, sama seperti halnya yang ada di koridor I, tiket elektronik yang akan digunakan di sembilan koridor yang akan menerapkan wajib tiket elektonik juga akan menggunakan produk perbankan dari beberapa bank, seperti Bank DKI JakCard, Mandiri e-Money, BCA Flazz, BNI Tapcash, BRI Brizzi atau Bank Mega MegaCash.

Menurut Kosasih, tiket elektronik bisa diperoleh di loket-loket transjakarta, di berbagai merchant bank-bank terkait, dan juga di kantor-kantor cabang bank-bank terkait. Kartu dibanderol seharga Rp20.000, dengan harga isi ulang minimal Rp 20.000.

"Dengan diterapkannya e-ticketing diharapkan kepadatan transaksi di halte bisa dikurangi dan antrian penumpang bisa dipercepat," pungkas dia.

Adapun jadwal peluncuran wajib tiket elektronik di koridor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 adalah sebagai berikut:
- Koridor 8 dan 9 akan dilakukan pada 1 November.
- Koridor 2 dan 3 akan dilakukan pada 22 November.
- Koridor 5 dan 7 akan dilakukan pada 29 November.
- Koridor 10, 11, dan 12 akan dilakukan pada 13 Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com