Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ahok Kan Bos Saya, Saya Akan Ikut Perintah"

Kompas.com - 23/10/2014, 08:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berulang kali nama Yani "meluncur" dari mulut Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, sapaan akrab Basuki, tertarik menjadikan wanita tersebut sebagai wakilnya bila nanti dia dilantik sebagai gubernur DKI Jakarta.

Alasannya, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta itu tak mau berjudi dengan memilih orang-orang yang tidak dia tahu betul bagaimana kinerjanya. Sarwo Handayani, begitu nama lengkap Yani, bukan orang sembarangan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pengalaman bertahun-tahun di pemerintahan bisa menjadi modal untuk mendampingi Ahok memimpin Jakarta tiga tahun ke depan. Seluk-beluk birokrasi Jakarta juga sudah dihafalnya di luar kepala. [Baca: Ahok: Daripada Pensiun, Lebih Baik Bu Yani Diajukan Jadi Wagub]

Jelas, Yani punya nilai plus di mata Ahok. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup itu memiliki catatan karier yang panjang di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Bappeda adalah hulu dari semua program pembangunan. [Baca: Ahok Tantang Gerindra Ajukan Sarwo Handayani Jadi Cawagub DKI]

Selama menjadi Kepala Bappeda DKI, Yani dianggap berhasil mengelola alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI. Ia juga menguasai semua bidang, seperti kesejahteraan masyarakat, lingkungan, transportasi, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.

Tidak berlebihan jika Ahok menyebutnya sebagai pekerja keras. Bersama Yani, dia yakin bisa langsung "lari" untuk merealisasikan program Jakarta.

Keinginannya menggaet Yani tidak main-main. Ahok bahkan telah memperkenalkan Yani sebagai wagub DKI di hadapan Presiden Jokowi saat berpamitan dengan PNS DKI, Jumat (17/10/2014) lalu. Jokowi juga sudah memberi tanggapan. [Baca: Ahok: Kalau Wagubnya Sarwo Handayani, Program DKI "Ngebut"]

Saat ini, sudah ada beberapa nama yang diajukan oleh dua partai pengusung Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu, yakni PDI-Perjuangan dan Gerindra. Dua nama yang paling kuat mencuat dalam bursa calon wagub DKI adalah Ketua DPD PDI-Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin serta Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik. [Baca: Didampingi Jokowi, Ahok Kenalkan Wagub DKI yang Baru]

Sebenarnya, Ahok sendiri menganggap DKI tidak memerlukan posisi wakil gubernur. Sebab, Perppu Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 168 ayat 1 (d) tentang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota menunjukkan bahwa provinsi yang memiliki 10 juta penduduk ini memiliki tiga wakil gubernur.

"Nah, DKI sudah punya empat wakil gubernur, yaitu deputi gubernur," kata Ahok beberapa waktu lalu.

Namun, jika kondisinya harus didampingi, Ahok akan lebih sreg memilih wakil sendiri. Merujuk pada Perppu Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 203 tentang gubernur boleh memilih wakil gubernurnya sendiri, Ahok menafsirkan bahwa gubernur bisa menunjuk wakilnya secara langsung.

Namanya disebut-sebut sebagai kandidat wagub, tidak membuat Yani tinggi hati. Saat dikonfirmasi dalam tiap kesempatan, wanita kelahiran Jakarta 1 Oktober 1954 itu menjawabnya dengan tertawa kecil seraya tersipu.

Sarjana teknik dalam bidang arsitektur Institut Teknologi Bandung tahun 1979 itu hanya mengamini pernyataan Ahok.  

Ditemui di Balaikota DKI Jakarta pada Rabu (22/10/2014) sore, Yani menjelaskan seputar pencalonannya. Sambil turun dari lantai lima Gedung Blok G menuju lobi, dia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan.

Berikut petikannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com