Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serapan Anggaran Terburuk

Kompas.com - 24/10/2014, 18:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di DKI Jakarta tahun ini diprediksi di bawah 70 persen dari total anggaran. Hal ini disebabkan terganjal oleh beberapa persoalan serius, salah satunya perencanaan yang tidak baik.

Menurut Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, tahun ini dana APBD DKI yang terserap baru 30 persen dari Rp 72,9 triliun. ”Rendahnya penyerapan anggaran karena perencanaan program menggunakan sistem lama, sedangkan pelelangan sudah menggunakan sistem baru,” kata Saefullah, Kamis (23/10), di Jakarta.

Seharusnya perencanaan program tahun ini menyesuaikan dengan sistem penganggaran baru dengan pola e-budgeting. Pola baru ini menuntut kuasa pengguna anggaran lebih detail dalam memasukkan informasi dokumen lelang. Sebagian besar kuasa pengguna anggaran belum siap dengan pola baru.

Banyak pengajuan dokumen lelang dibatalkan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI. Penyebabnya bervariasi, sebagian karena dokumen lelang tidak diisi informasi yang lengkap dan sebagian lagi diisi dengan informasi salah.

Pemprov DKI baru membentuk ULP tahun ini, bersamaan dengan pemberlakuan e-budgeting. Pada tahun pertama kinerjanya, ULP DKI melayani hampir 10.000 dokumen lelang pengadaan barang dan jasa. Sementara jumlah SDM, sarana kantor, dan perangkat digital belum mendukung sepenuhnya. Bahkan, pada awal bekerja, aparat di ULP belum memiliki petunjuk teknis.

Berangkat dari pengalaman itu, pada tahun depan Pemprov DKI akan memecah kantor ULP di 12 tempat. Tujuannya agar pelelangan berjalan cepat, tidak mengandalkan petugas di satu kantor. Tahun ini ULP berkantor di Gedung F di antara Gedung Balai Kota (Jalan Medan Merdeka Selatan) dan DPRD DKI (Jalan Kebon Sirih).

Tidak siap

Saefullah memprediksi, jika angka serapan itu hanya 70 persen dari nilai APBD 2014 sebesar Rp 72,9 triliun, akan ada sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) sekitar Rp 21,8 triliun. Sebagai perbandingan, silpa APBD DKI tahun 2010 sebesar Rp 4 triliun dari total APBD sekitar Rp 30 triliun, silpa tahun 2011 Rp 6,47 triliun dari total nilai Rp 40 triliun, silpa tahun 2012 sekitar Rp 8 triliun dari total APBD sebesar Rp 45 triliun, dan silpa tahun 2013 sebesar 7,59 triliun dari Rp 52 triliun.

”Kami akan terus mengejar serapan di sisa waktu penggunaan anggaran sampai akhir tahun. Paling tidak kami pastikan pengadaan barang dapat terlaksana,” kata Saefullah.

Stimulus ekonomi

Selamat Nurdin, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD DKI, menilai, kondisi ini tidak bisa dianggap biasa. Sebab, nilainya jauh di atas nilai silpa pada tahun-tahun sebelumnya. Setiap tahun seharusnya Pemprov DKI berupaya menyerap anggaran sebesar-besarnya.

Mengenai penyebab serapan yang rendah, hal itu menurut Nurdin urusan internal Pemprov DKI. Seharusnya persoalan yang ada dapat diantisipasi sebelum penggunaan anggaran. Misalnya, terkait keberadaan ULP, semestinya ada simulasi kerja ULP sebelum benar-benar bekerja. Faktanya, kan, tidak karena ULP DKI baru bekerja setelah dibentuk pada tahun yang sama.

Begitu juga terkait kuasa pengguna anggaran yang tidak siap. Menurut Nurdin, tak ada alasan menyatakan tak siap. Sebab, ada waktu untuk menyiapkan aparat mengenal sistem penganggaran baru, yaitu e-budgeting.

Koordinator Advokasi & Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi tidak yakin silpa anggaran tahun ini 30 persen. Kemungkinan bisa lebih karena dengan sisa waktu kurang dari tiga bulan, pengerjaan proyek fisik tidak akan terkejar.

Kemungkinan bisa menjadi kenyataan karena pada Kamis, Pemprov DKI dan pimpinan DPRD DKI baru menyelesaikan pembahasan Perubahan APBD. Pembahasan dilakukan setelah ada evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri sehingga sisa waktu penggunaan anggaran tahun ini semakin terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com