Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, hal ini terlihat dari partai yang menang di Jakarta. Tidak ada partai yang bisa menang telak di Ibu Kota.
"Jakarta ini masyarakatnya sangat nasional. Menghukumnya sangat cepat. Tidak pernah ada partai mana pun menang telak. PDI-P kedua kali, yang baru dia dapat dari Jokowi. Dulu di Jakarta yang memenangi PPP, kemudian naik lagi ke PKS, Demokrat, Jakarta hukumnya lebih kejam. Kalau enggak becus, 2019 akan dihukum," kata Basuki di hadapan kepala SKPD dan UKPD, Jumat (24/10/2014).
Menurut Basuki, setiap PNS di DKI Jakarta berpeluang untuk menjadi anggota DPRD DKI. Asal, kata dia, mereka tidak segan-segan turun ke lapangan, bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dengan begitu, saat mencalonkan diri menjadi anggota DPRD, mudah dikenali pemilih. "Asal partainya jangan yang ecek-ecek," seloroh dia.
Tahun 2019, dunia politik juga lebih menarik. Sebab, kata Ahok, pemilu dan pilpres digelar bersamaan. Selama 2014 hingga 2019, politisi diyakini akan bekerja dengan benar.
"Jadi, bapak ibu jangan takut ada oknum DPRD yang meres, yang minta macem-macem. Saya minta bapak ibu tegas menolak. Kecuali bapak ibu main, ada oknum kasudin main. Sekarang pun kalau main saya rasa susah," ucapnya.
"Kalau mau main, saya dua tahun ini sudah punya di KPK, di PPATK, siapa aja yang diincar, saya punya datanya. Tetapi, saya berkomitmen melupakan masa lalu dan melihat yang sekarang dan ke depan," ujarnya menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.