Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghina Jokowi Tulang Punggung Keluarga, Ibu Minta Anaknya Dibebaskan

Kompas.com - 29/10/2014, 16:52 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pria 24 tahun yang menjadi pelaku penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo, MA, merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Dia pun memiliki tanggung jawab yang besar di dalam keluarganya sebagai salah satu pencari nafkah.

"Imen (panggilan MA) sudah jadi tulang punggung keluarga. Dia biasanya kasih duit setengah lebih dari gajinya. Saya enggak ambil semua, kasih beberapa buat dia jajan, kan uang capeknya dia," kata ibu MA, MR (48), di kediamannya, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (29/10/2014).

Pekerjaan yang dilakoni oleh MA, kata MR, mulai dari kerja serabutan, kerja sebagai tukang sapu di bus transjakarta, hingga jadi anak buah tukang sate di depan pasar induk Kramatjati.

MR pun menilai anaknya itu rajin dan tidak macam-macam sehingga sampai saat ini dia masih heran atas tuduhan terhadap anaknya. [Baca: Penjelasan Ibu MA, Pria yang Ditangkap karena Menghina Presiden Jokowi]

Sementara itu, MR dan ayah MA tidak memiliki pekerjaan tetap. MR kadang bekerja sebagai pengupas bawang dan sesekali membantu tetangganya untuk mencuci dan menyetrika baju.  Penghasilan dari kerja buruh bangunan ayah MA juga belum dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

MR berkeinginan untuk menemui Jokowi dan menyampaikan permohonan maafnya secara langsung. Dia berharap agar Jokowi dapat memiliki belas kasihan dan membebaskan anaknya tanpa syarat. [Baca: MA Ditangkap karena Menghina Jokowi, Ibunya Kaget dan Terpukul]

"Saya mohon, kalau bisa tukar saja sama nyawa saya, tetapi tolong bebaskan anak saya itu. Kasihan dia, dia bilang hanya iseng pas bikin-bikin gambar itu," kata MR.

MA diduga sebagai pelaku yang menghina Jokowi semasa Pemilu Presiden 2014 lalu dengan membuat karikatur tak senonoh yang menggambarkan Jokowi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Gambar tersebut, yang disebarkan melalui jejaring sosial Facebook itu, disangkakan melanggar Undang-Undang ITE (informasi dan transaksi elektronik) serta pornografi. Kini, MA masih ditahan di Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com