Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Rakerda MUI DKI, Basuki Klarifikasi Semua Tudingan

Kompas.com - 12/11/2014, 10:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadiri pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Perwakilan DKI Jakarta, Rabu (12/11/2014).

Dalam sambutannya, Ahok mengklarifikasi berbagai tudingan yang dialamatkan kepadanya menjelang pelantikannya sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Saya dituduh melarang pemotongan hewan kurban. Padahal, saya sendiri keluar duit untuk berkurban," kata Ahok, di hadapan para anggota MUI DKI, Rabu.

Ahok menjelaskan, ia tidak pernah melarang penjualan dan pemotongan hewan kurban pada hari raya Idul Adha. Ia hanya memusatkan penjualan serta pemotongan hewan kurban ke Jalan Stainless Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Ahok mengakui, banyak orang yang menyalahartikan Instruksi Gubernur Nomor 67 Tahun 2014 tentang aturan hewan kurban yang ditandatanganinya itu.

"Tentang hewan kurban ini coba tanya Pak Sekda, saya itu memindahkan pemotongan hewan kurban di Jalan Stainless karena saya enggak mau hewan tercemar penyakit. Di Arab Saudi saja, pemotongan hewan kurban diatur sedemikian rupa, tidak boleh dibuang sembarangan di pinggir jalan. Soal Ingub itu juga sebenarnya sama juga aturannya dengan yang dibuat gubernur sebelumnya, masalahnya Ingub yang sekarang itu saya yang tanda tangani," kata Ahok.

Ahok juga mengklarifikasi tudingan beberapa oknum yang menyebutkan dia membongkar masjid di Taman Ismail Marzuki (TIM). Padahal, lanjut dia, Pemprov DKI berencana untuk memperbesar bangunan yang sudah ada supaya lebih nyaman dan daya tampungnya lebih besar.

"Dulu dibilang, ini gara-gara Herbertus Joko Widodo, mana ada masjid yang mau dibesarkan tidak dibongkar dulu sebelumnya? Segelintir orang politis langsung bilang, ini karena gubernurnya kafir," kata Ahok yang mengundang gelak tawa para undangan acara.

Tak hanya itu, Ahok juga mencurahkan kegundahannya saat dituding memangkas uang jatah makan para jemaah haji Jakarta di tanah suci Mekkah. Dia menjelaskan, Kementerian Dalam Negeri melarang Pemprov DKI Jakarta memberi pelayanan tambahan katering dan transportasi bagi jemaah haji.

Mendagri saat itu, Gamawan Fauzi, menilai bantuan bagi penyelenggaraan haji termasuk dalam kategori bantuan sosial yang harus diberikan secara selektif, tidak terus-menerus, tidak mengikat, dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya, seperti diatur dalam Pasal 45 Permendagri Nomor 45 Tahun 2011.

Ahok menyatakan bahwa Pemprov DKI bisa mengalokasikan anggaran bantuan jemaah haji asal Jakarta asal mengantongi izin Menteri Agama.

"Coba tanya ke Pak Budi (Kepala Biro Dikmental DKI Budi Utomo), kami sudah kirim surat untuk tetap mengalokasikan anggaran untuk katering dan transportasi ke Menteri Agama. Sampai sekarang tidak pernah ada balasan, dan saya lagi yang kena," kata Ahok.

Rakerda MUI DKI itu turut dihadiri oleh Wakil Ketua MUI Pusat Ma'ruf Amin, Ketua Umum MUI DKI Jakarta Ahmad Syarifudin Abdul Ghani, dan anggota DPD DKI AM Fatwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com