Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan PDI-P Memilih Djarot untuk Dampingi Ahok

Kompas.com - 03/12/2014, 14:30 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya mempunyai pertimbangan lebih memilih Djarot Saiful Hidayat dibanding Boy Sadikin untuk menjadi wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Hasto menjelaskan, proses diusulkannya Djarot untuk menjadi wagub DKI sudah melalui sebuah pembahasan yang mendalam. Namun, yang paling menjadi pertimbangan ialah karena Boy Sadikin sudah menyatakan lebih memilih mengabdi di partai sebagai Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta.

Boy, kata Hasto, tidak bersedia ditugaskan sebagai wagub DKI. (Baca: Boy Sadikin: Saya Tidak Pernah Ingin Jadi Wagub DKI)

"Maka, Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri setelah mendengarkan masukan dari Pak Gubernur Basuki Thahaja Purnama atau yang akrab dipanggil Pak Ahok akhirnya mengusulkan Djarot Syaiful Hidayat untuk mendampingi Pak Ahok," kata Hasto melalui keterangan tertulis, Rabu (3/11/2014).

"Selanjutnya, Pak Ahok yang akan memutuskan dan memproses usulan tersebut sesuai Perppu No 1 Tahun 2014," tambah Hasto.  

DPP PDI-P, lanjut Hasto, memberikan apresiasi terhadap pengabdian Boy Sadikin dengan keberhasilannya memimpin DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta. Hasto meyakini, berbagai keberhasilan yang selama ini sudah diraih dapat dipertahankan.

"Pengabdian di partai merupakan tugas yang terhormat, lebih-lebih dalam konsolidasi partai dengan posisi politik sebagai partai pemerintah. Karena itulah, kepemimpinan Pak Boy di DPD PDI-P lebih dibutuhkan dan sekaligus memastikan soliditas dukungan bagi pasangan Ahok-Djarot," katanya.

Hasto menambahkan, PDI-P sebagai partai pengusung pasangan Joko Widodo-Ahok dalam Pilgub 2012 memegang komitmen untuk mendorong terwujudnya janji-janji kampanye dua tokoh tersebut. Dia meyakini, Ahok bersama Djarot dapat melakukannya.

"PDI-P juga memastikan bahwa sosok gubernur dan wakil gubernur merupakan satu kesatuan kepemimpinan. Kesatupaduan kepemimpinan tersebut diharapkan dapat mempercepat terselesaikannya masalah sistemik di DKI, seperti kemacetan, banjir, ketersediaan utilitas pokok, seperti air bersih dan pembangunan taman-taman kota, serta perbaikan rumah-rumah kumuh," kata Hasto.

Ahok sebelumnya mengatakan, orang yang pernah menjabat sebagai wali kota memiliki nilai tambah ketimbang yang pernah menjabat sebagai bupati. (Baca: Ahok Berharap Djarot Lebih Hebat dari Jokowi)

Hal itulah yang dinilainya sebagai kelebihan dari Djarot, yang pernah 10 tahun menjabat sebagai Wali Kota Blitar. Ahok bahkan yakin, ide-ide yang dimiliki Djarot melebihi Presiden Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com