Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusunawa Daan Mogot Belum Selesai Juga

Kompas.com - 10/12/2014, 10:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rusunawa Daan Mogot belum akan selesai dalam waktu dekat. Sejumlah warga yang akan terkena penertiban proyek jalan inspeksi dan normalisasi kali belum semuanya bisa pindah.

Pantauan Warta Kota di lokasi, Selasa (9/12/2014), ada delapan tower di rusunawa tersebut. Tiga tower (B, C, D) sudah dihuni oleh warga bongkaran Kali Mookervaart. Sementara, lima sisanya masih dalam tahap pengerjaan.

Sejumlah pekerja masih hilir mudik di lima tower Rusunawa tersebut. Mereka masih melakukan pemasangan sejumlah instalasi penunjang. Kemudian mengecat sejumlah temboknya. Beberapa besi yang digunakan untuk mengerjakan pengecatan juga masih berada di lokasi.

Belum lagi kondisi saluran air yang belum tersedia. Akses jalan menuju rusun juga sangat tak layak. Beberapa kendaraan roda dua yang melintas sempat terselip dan berujung jatuh dari motornya. Kondisinya masih semrawut, lantaran di depan rusunawa tersebut juga sedang dilakukan pengerjaan Masjid Raya Jakarta Barat.

Jika dilihat, yang masih dalam pengerjaan adalah rusunawa A, E, F, H, dan G. Untuk A dan G masih jauh dari tahap penyelesaian. Sementara untuk tower E, F, dan H masih dalam tahap penyelesaian.

Kondisi yang demikian membuat Yeni Napitupulu, ketua RW 01, yang sebagian rumah warganya akan terkena penertiban Kali Apuran menolak untuk segera pindah. Menurut dia, meskipun kondisi rusunawanya bagus, tetapi akses jalannya sangat sulit.

"Rusunnya sih bagus, cuma selain akses jalannya jauh, kondisinya juga becek parah. Kasian warga saya nantinya, karena bisa terisolasi," ungkap ibu berblazer biru dongker di lokasi, Selasa (9/12/2014).

Ia mengatakan meskipun warga mendukung penertiban di bantaran Kali Apuran tersebut. Tetapi, ia akan mengatakan yang sebenarnya kepada warga RW 01 yang akan terkena gusuran.

"Saya diajak ke sini kan untuk melihat kondisinya seperti apa. Nah, pasti saya akan berterus terang kepada warga bagaimana kondisinya. Mulai dari aksesnya hingga kondisi rusunnya," tuturnya.

Apalagi menurut penjelasan wali kota, baru enam tower yang sudah beres masih ada dua tower lagi yang baru bisa selesai pada Februari. Hal itu bisa membahayakan warga yang tinggal di tempat ini.

"Kalau sudah bisa dihuni tapi masih ada pengerjaan dua tower sisa, warga kasihan. Harus keberisikan dengan pengerjaan, dan ada indikasi bisa kecelakaan kerja," katanya.

Sementara itu, Salimah (50), penjual kopi yang berada di pintu masuk pintu depan Rusunawa mengatakan dirinya tak heran jika kondisi jalan menuju rusunawa masih becek berantakan. Pasalnya, kawasan tersebut memang rawa yang sering banjir.

"Jalanan itu sama rusunnya daerah banjir. Itu kan bekas rawa, kalau musim hujan banjirnya bisa mencapai 1 meteran. Makanya tak aneh kalau sekarang becek, kalau tahun ini kebanjiran ya sudah kasian warga terisolasi ditempat tersebut enggak bisa ke mana-mana lagi," ucap ibu berbaju putih tersebut. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com