Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningkat, Produksi Sampah di Pasar Kramatjati Capai 50 Ton Per Hari

Kompas.com - 13/01/2015, 18:10 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Produksi sampah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Saat ini, sampah dari pedagang di dalam pasar itu rata-rata sudah mencapai 250 meter kubik atau 50 ton per-hari.

"Ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Saat ini sudah mencapai 50 ton rata-rata perharinya," kata Manajer Pasar Induk Kramatjati, M Salam, di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (13/1/2015). Padahal, Salam menyebut tahun 2014 produksi sampah di sana hanya berkisar 100-125 meter kubik perhari, atau setengah dari produksi sampah yang ada saat ini.

Sehingga, gunungan sampah, kata dia, merupakan pemandangan sehari-hari di sana. Instansinya mengaku sudah menambah jumlah armada truk tronton untuk pengangkutan sampah. Mulai 2 Januari 2015 ini, instansinya telah mengoperasikan 10 hingga 12 truk tronton sampah berkapasitas angkut 17 ton.

"Tahun sebelumnya hanya 5 truk tronton saja," ujar Salam. Masalah penanganan sampah di sana bukan persoalan mudah. Instansinya telah membuat empat mesin pencacah sampah yang berguna untuk mendaur ulang sampah menjadi kompos.

Saat ini di Pasar Induk Kramatjati ada empat mesin pencacah sampah. Namun, dengan produksi mencapai 50 ton perhari, para petugas pendaur ulang sampah tak dapat menangani semua puluhan ton sampah yang dihasilkan tersebut.

Salam mengatakan, dari 100 pekerja yang dipekerjakan untuk mendaur ulang sampah, hanya mampu menyerap 5 ton sampah saja. "Itu saja setelah kerja hari ini, besoknya mereka sudah tidak kuat lagi kerja. Langsung letoy. Saya sudah coba praktik itu tiga kali dan dari 50 ton itu mereka cuma bisa tangani 5 ton untuk menghasilkan 2 sampai 3 ton kompos," ujar dia.

Kendati demikian, dia mengaku saat ini sampah di sana sudah dapat ditangani dengan baik dengan penambahan armada truk. Selain itu, tiap akhir pekan juga dilakukan pengangkutan sampah secara massal untuk dibuang ke Bantar Gebang.

"Pengangkutan sekarang perhari 10 sampai 12 rate. Dulunya hanya 5 rate. Sekarang tiap hari Sabtu dan Minggu ada pengangkutan massal," ujar Salam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com