Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Disogok Berapa Ya Pak Polisinya"

Kompas.com - 28/01/2015, 08:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat, yang menyebutkan Christopher Daniel Sjarief (23) tak terbukti mengonsumsi narkoba, dipertanyakan oleh masyarakat pengguna Twitter. Kebanyakan dari mereka menduga polisi telah disogok karena pernyataan tersebut berbeda dengan yang diumumkan pada pekan lalu.

Para netizen menyampaikan hal tersebut untuk mengomentari pemberitaan Kompas.com yang berjudul "Mengapa Hasil Status Narkoba Christopher Berbeda dengan Sebelumnya?".

"Disogok berapa ya pak polisi nya," tulis Hilmy lewat akun @helmy_i.

"Disogok atuh kkkk," tulis Gina Regina Sujana lewat akunnya @geena_sujana.

"Sdh diselesaikan dgn uang?" tulis Christian Senda lewat akun @dickysenda.

"Berapa yang itu pak pol.......lisi????" tulis Suci Rahmadani lewat akun @sucirahhhmadani.

"Uang yang berbicara, horang kayaaa," tulis Sittie lewat akun @dear_sittie.

"Waduh tebel amat amplopnya," tulis Indriastuti lewat akun @Retno_denok.

Meski diragukan, Wahyu menegaskan bahwa pernyataan itu berdasarkan hasil pemeriksaan urine oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), dan darah oleh Pusat Laboratorium Forensik Polri. Hasil tes tak membuktikan bahwa Christopher mengonsumsi narkoba.

"Kemarin sudah dilakukan pemeriksaan tes sampel urine oleh BNN. Hasilnya yang dilakukan terhadap Christopher adalah negatif. Hasil tes darah dari Puslabfor Polri juga menunjukkan, Christopher negatif (menggunakan narkoba)," kata Wahyu di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (27/1/2015).

Menurut Wahyu, hasil serupa juga berlaku untuk teman Christopher yang juga merupakan pemilik mobil Mitsubishi Outlander B 1658 PJE, Muhammad Ali Husni Riza (22).

Hasil ini menggantikan pernyataan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul. Martinus sebelumnya mengatakan, baik Christopher maupun Ali sama-sama menggunakan narkoba jenis lysergic acid diethylamide (LSD).

Martinus menyatakan hal tersebut berdasarkan pengakuan Christopher pada pemeriksaannya pekan lalu. Christopher dan Ali sama-sama mengonsumsi LSD sebelum tabrakan maut yang menewaskan empat orang di Jalan Arteri Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015).

"Pernyataan itu hanya berdasarkan pengakuan tersangka, jadi itu hanya kesimpulan sementara. Namun, penyidik bukan mengacu pada pengakuan, melainkan berdasarkan bukti yang resmi dari BNN dan Puslabfor Polri," ucap Wahyu.

Karena pemeriksaan dari BNN dan Puslabfor menunjukkan Christopher negatif menggunakan narkoba, polisi pun menyatakan bahwa kasus ini merupakan kecelakaan lalu lintas murni. Tidak ada indikasi dengan narkoba atau zat lainnya. Polisi belum bisa memastikan pasal UU Lalu Lintas yang akan dikenakan terhadap Christopher. Sebab, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan kecepatan mobil.

Untuk mengetahui kecepatan mobil, polisi akan menggabungkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan traffic accident analysis (TAA) milik polisi dengan hasil pemeriksaan electronic control unit (ECU) oleh PT Kramayudha Tiga Berlian selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) Mitsubishi di Indonesia. ECU akan dianalisis di Jepang selama 2-3 minggu.

"Kita fokus untuk memenuhi unsur pasal yang akan kita terapkan terhadap tersangka. Kita tidak bisa hanya menerapkan tanpa bukti. Maka dari itu, kita harus mencari pembuktian-pembuktian itu, baik secara lisan dari saksi yang ada di sekitar lokasi kejadian, maupun pemeriksaan pada kegiatan hari ini," kata Kepala Seksi Yanmas Kecelakaan Lalu Lintas Ditlantas Polda Metro Jaya Komisaris Miyanto, Senin (26/1/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbuck Tutupi Kabah saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com