Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakuan PNS Jakarta Barat Saat Jam Kerja

Kompas.com - 29/01/2015, 09:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 15.30 di lingkungan kantor Wali Kota Jakarta Barat. Seharusnya, masih ada waktu 30 menit untuk para pegawai negeri sipil (PNS) menyelesaikan tugasnya.

Ternyata sudah banyak PNS yang berkeliaran di kantin kantor wali kota untuk makan serta merokok. Mereka tersebar bukan hanya di kantin, di lorong-lorong jalan. Bahkan ada yang berbelanja di Hypermart, Koperasi kantor walikota, restoran cepat saji di seberang kantor walikota, serta Mall Puri Indah Mall.

Hanya saja, saat asyik berbelanja di Koperasi seorang PNS wanita dari Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat kaget bukan kepalang. Wanita bernama Retno tersebut wajahnya memerah serta hampir menangis saat melihat rombongan Wali Kota Jakarta Barat melakukan sidak di lingkungan kantor.

"Ibu dari Sudin apa? Kok jam kerja malah belanja di sini? Ibu tahu kan ini jam kerja," tanya Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi, saat melakukan sidak, Rabu (28/1/2015).

Wanita tersebut tak bisa menjawab dan hanya bisa memberikan alasan, "Saya mau salat Ashar terus mampir dulu beli pulsa," kata dia sambil melengos meninggalkan Wali Kota. Ia kemudian berjalan tergesa-gesa masuk kembali ke Gedung B kantor Wali Kota.

Begitupun Eko, Sutaryo, dan Taufik. Ketiganya tampak sedang bersantai di bawah tangga tak jauh dari kantin kantor wali kota. Mereka yang sudah tak berpakaian lengkap lantaran baju sudah dikeluarkan dan name tag-nya tak dipakai.

Ketiga pria tersebut sedang menyeruput kopi dan menghisap dalam-dalam rokok yang dipegangnya. Mereka tampak santai saat dihampiri Wali Kota Jakarta Barat.

"Kok jam kerja pada asyik ngerokok, minum kopi sama liat batu akik sih, bukannya pada kerja?" tanya Anas kepada ketiganya. Mereka pun memberi alasan beragam.

Eko mengatakan, dirinya merupakan petugas dari Kecamatan Kembangan. Ia datang ke kantor wali kota untuk mengantar surat. "Saya baru sampai di sini, disuruh antar surat ke Sudin Tata Kota. Baru taruh motor, terus haus deh, ya udah mampir ngopi, ngerokok sambil liat batu," katanya.

Sutaryo lain lagi. Dia beralasan di tempat tersebut hanya sedang absen saja. Sebab, saat ini sudah pindah ke kantor Wali Kota Jakarta Utara. Tetapi absensinya masih di kantor Wali Kota Jakarta Barat.

"Kan masih masa transisi, saya datang ke sini buat absen saja. Sampai data-data saya dipindahkan ke Jakarta Utara," tutur pria berkumis tersebut.

Lain lagi dengan Taufik. Dia mengaku tak sempat makan siang pada jam yang sudah disediakan. Makanya, saat ini, dia baru menyempatkan diri makan siang.

"Tadi siang saya ditunggu untuk mengantar vaksin di kantor Kelurahan. Jadi enggak sempat makan deh, baru sempat sekarang, sudah laper banget nih," ucap Taufik yang sempat tersedak melihat kedatangan Wali Kota.

Sebenarnya, PNS yang berjalan-jalan saat jam kerja tersebut bukan hanya pada saat menjelang pulang saja. Tetapi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 para PNS berbaris di kantin untuk sarapan pagi.

Menurut Anas Effendi, untuk sementara, PNS yang tertangkap sedang asyik nongkrong saat jam kerja akan diberikan peringatan. Mulai esok akan dipasangi spanduk di setiap sudut kantor Wali Kota terkait makan saat jam kerja.

"Apapun alasannya, keluyuran saat jam kerja jelas melanggar aturan. Kalau sudah diberi peringatan masih mengulanginya, kami akan beri teguran. Gimana mau melayani masyarakat kalau jam kerja saja keluyuran," kata Anas saat sidak.

Anas mengatakan di depan para PNS yang terjaring agar memesan makan saja, jika saat laper ketika jam kerja. Menurut dia, setiap lantai ada banyak pekerja office boy yang bisa dimintai tolong. "Kenapa enggak pesan aja, minta tolong. Kan bisa makan sambil tetap kerja," tuturnya. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com