Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keamanan Jakarta, Hasil Survei Jadi Masukan

Kompas.com - 30/01/2015, 18:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Jakarta disebut sebagai kota paling tidak aman bagi warganya dalam survei 50 kota besar dunia oleh majalah The Economist. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho mengatakan, hasil survei apa pun menjadi bahan refleksi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk berbenah agar lebih baik.

”Paling tidak, secara aturan, infrastruktur menjadi tanggung jawab Pemprov. Kita melihat kenyataan jalan rusak, apalagi di musim hujan,” ujarnya.

Sutanto mengatakan, sejumlah kebijakan perbaikan infrastruktur terkendala sistem anggaran. Namun, dia paham bahwa survei dan masyarakat hanya melihat secara fisik dan tanpa melihat persoalan sistem.

Sebagai langkah perbaikan, lanjut Sutanto, sistem pemeliharaan infrastruktur harus lebih komprehensif. ”Kadang-kadang kita tak terlalu memperhatikan bahwa jalan bukan semata aspal, melainkan juga trotoar dan drainase sebagai bangunan pelengkap jalan. Ke depan, kami upayakan untuk memperhatikan semua kelengkapan itu,” ujarnya.

Dalam survei itu, Jakarta menempati peringkat terakhir di antara 50 kota besar di dunia. Riset itu didasarkan pada 40 indikator, yang dibagi dalam empat kategori besar: keamanan infrastruktur, keamanan kesehatan, keamanan personal, dan keamanan digital.

Indikator keamanan infrastruktur meliputi kualitas jalan, listrik, keramahan jalan raya, dan manajemen kebencanaan. Adapun kategori keamanan kesehatan antara lain akses pada pelayanan kesehatan, rasio dokter dengan jumlah penduduk, dan kualitas layanan kesehatan.

Kategori keamanan personal di antaranya mempertimbangkan ancaman kriminalitas, kekerasan, aturan kepemilikan senjata, dan stabilitas politik. Indikator keamanan digital antara lain kebijakan privasi, kesadaran warga akan ancaman digital, level teknologi, dan ahli keamanan dunia maya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, sah-sah saja sebuah lembaga mengadakan survei selama dilakukan secara ilmiah.

”Kami sendiri belum mendapat data lengkap mengenai survei tersebut. Belum jelas benar tolok ukur yang dipakai untuk survei. Informasi awal yang kami dapat, indikatornya bukan hanya masalah kriminalitas yang terjadi di Jakarta,” tuturnya.

Menurut Sitompul, keamanan dan ketertiban Jakarta dan sekitarnya masih sangat kondusif. Terbukti bahwa aktivitas masyarakat tetap berjalan normal, pusat perekonomian masih ramai, serta lalu lintas orang dan barang berjalan sebagaimana biasanya.

Data dari Polda pun menunjukkan kecenderungan penurunan angka kriminalitas. Tahun 2013, total kriminalitas mencapai 51.444 kasus. Tahun 2014, angka ini menjadi 48.503 kasus atau turun 5,7 persen.

”Persentase penurunan itu mungkin belum signifikan. Namun, dari tahun ke tahun, Polda berhasil menurunkannya. Ini akan terus kami upayakan walaupun pertumbuhan jumlah anggota dan prasarana kepolisian belum seimbang dengan pertumbuhan dinamika masyarakat dan Jakarta,” tuturnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Polda Metro Jaya dalam pengelolaan keamanan. Penguatan kerja sama antara lain dengan memasang 2.500 kamera pemantau (CCTV) yang terintegrasi dalam portal Jakarta Smartcity. Selain memantau situasi jalan dan manajemen lalu lintas, keberadaan kamera juga untuk memantau keamanan. Tahap awal, sekitar 500 CCTV akan dipasang pada Januari-Februari 2015. (RTS/FRO/RAY/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com