Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Pohon Tua di Kebun Raya Bogor Ditebang

Kompas.com - 05/02/2015, 11:44 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Sebanyak 64 pohon berbagai jenis di areal Kebun Raya Bogor (KRB) ditebang. Pihak KRB tdak ingin peristiwa tumbangnya pohon Damar agathis yang menewaskan tujuh pengunjung KRB pada Minggu (11/1/2015) lalu kembali terulang.

Kepala KRB Didik Widyatmoko mengatakan, selain dilakukan penebangan, beberapa pohon juga dipangkas pada bagian batangnya. Puluhan pohon yang ditebang merupakan pohon non-koleksi.

Salah satu pohon yang ditebang, kata Didik, adalah pohon beringin. Pohon tersebut, kata Didik, merupakan pohon yang menjadi sasaran untuk dilakukan penebangan dan pemangkasan karena dikhawatirkan tumbang dan menimpa pengunjung KRB.

"Pohon itu memang sengaja di tebang, tetapi ada juga yang dipangkas. Ini dalam rangka perawatan," kata Didik.

Pohon yang ditebang dan dipangkas adalah yang lokasinya sering dikunjungi pengunjung. "Sebanyak 39 pohon dipangkas dan 25 pohon ditebang. Pohon-pohon yang ditebang sebagian besar adalah pohon non-koleksi," kata Didik.

Untuk melakukan perawatan dan pengawasan pohon-pohon yang ada di KRB, kata Didik, pihaknya masih melakukan pengawasan secara visual.

Pihaknya masih menunggu persetujuan dari pemerintah untuk membeli alat deteksi pohon, yaitu sonic tomografy, yang harganya mencapai Rp 700 juta.

Sementara itu, penyidik Satuan Reskrim Polres Bogor Kota menemukan fakta baru penyidikan kasus tumbangnya pohon Damar agathis di KRB yang menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan orang lainnya.

Kasat Reskrim Polres Bogor Kota AKP Auliya Djabar mengatakan, berdasarkan keterangan dua orang pegawai KRB yang bertugas mengawasi pohon, diketahui bahwa pemeriksaan pohon dilakukan dari jarak 300 meter.

"Dua orang pegawai KRB yang kita periksa mengaku pemeriksaan pohon damar yang salah satunya tumbang dilakukan dari jarak jauh, yaitu sekitar 300 meter," ujar Auliya belum lama ini.

Menurut Auliya, pemeriksaan pohon yang dilakukan pekerja lapangan kebun raya diduga menyalahi standar operasional (SOP) pemeriksaan pohon.

Hal itu diperkuat keterangan saksi ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menyatakan bahwa pemeriksaan visual harus dilakukan dengan melihat dari dekat kondisi pohon tersebut.

"Saksi ahli IPB sudah menjelaskan, pemeriksaan pohon jika dilakukan secara visual harus dekat dengan pohon itu sehingga bisa diketahui kondisi pohon yang sebenarnya," kata Auliya.

Hingga saat ini, polisi sudah memeriksa lima orang, yaitu dua orang dari pihak korban, seorang saksi ahli, dan tiga dari KRB.

"Kita juga akan memanggil Kepala KRB untuk dimintai keterangan terkait standar operasional pemeriksaan pohon di kebun raya," ujar Auliya. (Soewidia Henaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com