Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta Tak Semata Faktor Cuaca

Kompas.com - 10/02/2015, 16:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Curah hujan yang tinggi, normalisasi saluran air yang belum tuntas, dan tidak berfungsinya sebagian pompa air karena listrik padam diyakini menjadi faktor Jakarta kembali dilanda banjir, Senin (9/2/2015). Di luar cuaca, faktor-faktor teknis itu perlu segera dituntaskan.

Pada puncaknya sekitar pukul 12.00, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mencatat sedikitnya 107 lokasi genangan yang tersebar di seluruh wilayah Ibu Kota. Hingga Senin malam, lebih dari 3.700 orang mengungsi.

Di Johar Baru, Jakarta Pusat, dua orang hanyut terbawa arus Kali Sentiong sekitar pukul 13.30. Satu orang dapat diselamatkan oleh warga, tetapi satu orang lagi bernama Muchtar (35) hilang terbawa arus.

Selain di Jakarta, banjir juga terjadi di Tangerang dan Bekasi. Di Babelan, Kabupaten Bekasi, seorang warga bernama Haryani (31) tewas tersengat listrik di dapur rumahnya yang terendam, pukul 13.00. Banjir juga mengganggu mobilitas warga.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan, genangan terjadi karena hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat ditambah rob akibat pasang laut yang mencapai ketinggian 210 sentimeter di kawasan utara Jakarta.

”Wilayah hulu bisa dikatakan tidak terlalu deras hujannya sehingga genangan dan banjir tidak bertambah parah,” ujarnya.

Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Priok mencatat, curah hujan dalam enam jam hari Senin mencapai 288 milimeter (mm). Dalam kurun waktu tersebut, curah hujan setinggi 198 mm tercatat di Stasiun Kemayoran dan 81 mm di Darmaga, Bogor. Hujan lebat jika mencapai 50-100 mm dalam 24 jam dan sangat lebat jika melebihi 100 mm per hari.

Namun, jika dibandingkan dengan hujan pada banjir Jakarta 2013 dan 2014, curah hujan ini lebih rendah.

Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengatakan, hujan di kawasan hulu sungai tak terlalu berkontribusi pada banjir di Jakarta kemarin mengingat hujan lebat terpantau hanya di Darmaga.

”(Curah hujan di) Cisarua masih 14 mm dalam 6 jam sehingga faktor hujan lokal di Jakarta adalah yang paling dominan terhadap banjir,” katanya.

Wilayah Jakarta Pusat menjadi salah satu kawasan paling parah terkena banjir. Banjir bahkan melanda kawasan Istana Kepresidenan, Monumen Nasional, dan Balai Kota Jakarta.

Agus menambahkan, pihaknya berusaha memaksimalkan pompa-pompa air untuk mengalirkan air ke Waduk Pluit supaya kawasan Istana, Monas, dan Balai Kota terbebas dari banjir.

Namun, menurut Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Kasna, kinerja pompa sempat terganggu akibat adanya pemadaman listrik pukul 11.30 hingga 14.00. Padahal, saat itu ketinggian air terus naik signifikan.

”Air meningkat drastis, tetapi kami hanya dapat mengoperasikan empat pompa. Itu disebabkan hanya mengandalkan
genset, jadi tidak semua bisa dihidupkan,” ujar penanggung jawab Rumah Pompa Waduk Pluit, Joko.

Secara keseluruhan, terdapat 10 pompa di tiga rumah pompa di Waduk Pluit, tetapi satu pompa rusak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com