Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begal yang Ditembak Mati di Cikupa Pengembangan dari Depok

Kompas.com - 11/02/2015, 21:44 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga begal yang ditembak mati di Cikupa, Tangerang, pada Minggu (8/2/2015) lalu ternyata merupakan komplotan begal yang melakukan aksi di Depok, tepatnya di Jalan Juanda dan Jalan Margonda beberapa waktu lalu.

Komplotan itu berasal dari Lampung. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Martinus Sitompul mengatakan, penangkapan ketiganya merupakan hasil pengembangan dari penangkapan begal di Tangerang dan Lampung beberapa waktu lalu.

"Mereka satu komplotan, jadi kami lakukan penelusuran dari penangkapan yang pertama dan seterusnya," kata dia di Mapolda Metro Jaya, Rabu (11/2/2015). Diketahui, dua orang begal ditangkap di Tangerang pada 26 Januari 2015 lalu. Satu di antaranya ditembak mati.

Selanjutnya, polisi melakukan pengembangan dengan melacak lewat ponsel pelaku. Dari pelacakan itu, polisi mengetahui beberapa orang dari komplotan tersebut yang bernama Ali Husen (36) dan Ibrahim (21) akan kabur ke Lampung. [Baca: Dua Begal Ditembak Mati di Lampung]

Selanjutnya, polisi melakukan pengejaran dan berhasil menangkap pelaku di pelabuhan pada 8 Februari dini hari. Karena ada upaya perlawanan, maka polisi menembak keduanya dan mereka pun meninggal.

Kemudian, polisi kembali melakukan penelusuran dari ponsel pelaku yang tertangkap. Informasi yang didapat, tiga begal berinisial lainnya berada di Cikupa, Tangerang.

Polisi lalu menggerebek rumah kontrakan yang dihuni tiga begal bernama Muhammad Ali (25), Ahmad Safei (21), Abdul Wahab (20). [Baca: Kembangkan Penangkapan di Lampung, Polisi Tembak Tiga Begal di Tangerang]

Namun, ketiga begal itu menyadari kedatangan petugas dan langsung melakukan perlawanan. Alhasil, petugas melakukan upaya paksa dengan cara memecahkan kaca jendela rumah kontrakan tersebut.

Petugas melesatkan tembakan balasan yang mengenai tubuh ketiganya dan melumpuhkan mereka.

Martinus mengatakan, komplotan begal asal Lampung diduga terdiri dari sembilan orang. Dengan tertembak mati tiga orang di Cikupa, maka jumlah yang tertangkap adalah tujuh orang. Sehingga, diperkirakan masih ada dua orang lagi yang termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com