Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah Susan Bongkar Warung Nasi di Depan Rumah Ibunda Megawati

Kompas.com - 17/02/2015, 14:10 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lurah Gondangdia Susan Jasmine Zulkifli menghentikan rombongannya di depan sebuah rumah di Jalan Sumatera, Gondangdia, Selasa (17/2/2015). Ketika itu, terdapat satu kursi panjang dan nampan berisi lauk pauk.

Seorang perempuan keluar dari rumah tersebut sambil membawa nampan lainnya. Dia tercengang melihat rombongan satpol PP yang sudah berada di depan rumah. Kemudian, dia pun membawa nampan tersebut masuk kembali ke dalam rumah.

Tidak ada yang tersisa di depan rumah tersebut kecuali kursi panjang tadi. Nampaknya, wanita itu baru saja ingin membuka warung nasinya. Anggota satpol PP itu hanya bisa mengangkut kursi panjang itu, dan membongkar atap terpal yang ada di atas kursi.

"Ini rumah ibunya, Ibu Megawati. Cuma sekarang yang tinggal di sini hanya yang jaga saja. Itu yang jualan yang jagain rumah ini," ujar Farida, seorang warga yang tinggal di samping rumah itu.

"Iya Bu, cuma kan peraturannya tidak boleh berjualan di trotoar karena mengganggu," ujar Lurah Susan. "Benar Bu, lebih bagus seperti ini. Lebih tertib. Soalnya susah dibongkar," ujar Farida. "Enggak apa-apa, Bu. Kalau enggak bisa dibongkar, kami yang bongkar," ujar Susan.

Setelah membongkar, anggota satpol PP pun membawa kursi tersebut ke atas mobil pikap. Barang-barang tersebut bercampur dengan gerobak milik PKL lainnya. Kemudian, rombongan Lurah Susan melanjutkan perjalanan mencari PKL liar lagi.

Susan mengatakan, upaya penertiban yang ia lakukan hari ini bukan berarti melarang orang untuk berjualan, melainkan sebagai upaya mengembalikan fungsi fasilitas umum. Fungsi trotoar dikembalikan untuk pejalan kaki, dan fungsi saluran air dikembalikan sebagai tempat air mengalir.

Para PKL yang berjualan di depan rumah diperkenankan berjualan, asalkan di dalam rumah dan tidak menggunakan fasilitas umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com