Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan Survei, Pendukung Ahok Lebih Banyak yang Berpendidikan Tinggi

Kompas.com - 11/03/2015, 10:43 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkaran Survei Indonesia (LSI)-Denny JA merilis jumlah dukungan responden dari kategori tingkat pendidikan terkait perseteruan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD DKI. Hasil yang diperoleh menempatkan responden dari kalangan pendidikan tinggi di peringkat teratas.

"Untuk segmen strata masyarakat, memang banyak yang percaya Ahok, baik dari tingkat pendidikan rendah, maupun hingga pendidikan tinggi," ujar Ade Mulyana selaku moderator penyampaian hasil survei dukungan Ahok vs DPRD DKI, di kantor LSI-Denny JA, Jalan Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2015).

Rinciannya, dari empat strata pendidikan, yakni SD hingga perguruan tinggi (PT), dukungan terhadap Ahok meraup angka di atas 50 persen. Dari responden publik berpendidikan SD dengan total 28,18 persen, sebanyak 69,79 persen mendukung Ahok.

Dari responden berpendidikan SMP dengan total 22,65 persen, sebanyak 58,54 persennya memilih Ahok. Dari responden berpendidikan SMA dengan total 37,57 persen, sebanyak 60,29 persen di antaranya mendukung Ahok. Adapun responden berpendidikan perguruan tinggi (PT) dengan total 11,60 persen, sebanyak 66,67 persen di antaranya mendukung Ahok.

Sementara itu, berdasarkan persentase tersebut, dukungan untuk DPRD DKI berturut-turut dari kalangan SD 31,38 persen, SMP 29,27 persen, SMA 14,71 persen, dan PT 14,29 persen.

"Untuk kategori pendidikan rendah (SD), biasanya mereka kurang kritis dan kurang mendapat informasi dibanding mereka yang berasal dari tingkat PT. Biasanya mereka di tingkat pendidikan tinggi menggali lebih banyak informasi dan mendapat porsi lebih banyak untuk mengetahui informasi terkait berita-berita politik," papar Ade.

Selain itu, faktor perangkat elektronik cerdas (smartphone) ikut berpengaruh dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan publik.

"Persepsi publik dipengaruhi banyak hal, baik itu pemberitaan di media, maupun bagaimana responden itu menggali informasi secara personal. Belum lagi, pemberitaan media lebih banyak yang positif untuk Ahok daripada DPRD DKI," demikian disampaikan Ade.

Survei tersebut melibatkan 1.200 responden pada tanggal 3–4 Maret 2015 di 33 provinsi di Indonesia.

Survei itu menggunakan multistage random sampling dalam menarik sampel, dan menggunakan metode in depth interview, focus group discussion (FGD), serta analisis media untuk melengkapi data dan analisis melalui riset kualitatif. Adapun estimasi margin of error sebesar 2,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com