Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Berkelit soal Kecolongan Anggaran "Siluman" Rp 2 Triliun

Kompas.com - 16/03/2015, 16:42 WIB
Kistyarini

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — ‎Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyadari telah kecolongan anggaran yang diduga "siluman" sebesar Rp 2 triliun bisa masuk dalam dokumen anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2015. Basuki berdalih tak mampu mengawasi ribuan pengajuan anggaran satu per satu.

"Kamu bisa enggak ngawasi berapa puluh ribu mata anggaran? Makanya, saya butuh e-budgeting. Sekarang pertanyaan saya, kok saya bisa tahu ada Rp 2 triliun? Sistem (e-budgeting) yang kasih tahu. Coba kalau saya enggak punya sistem, bisa tahu enggak ada Rp 2 triliun seperti ini? Enggak tahu, pasti lolos," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (16/3/2015).

Ia mengaku anggaran sebesar Rp 2 triliun itu memang sudah masuk ke dokumen APBD e-budgeting yang dikirimkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk dievaluasi.

Ia juga merasa terbantu dengan adanya laman kawalapbd.org dan sistem e-budgeting. Pihaknya akhirnya mengetahui adanya kecolongan anggaran tersebut.

Di laman itu dijabarkan selisih tiap anggaran dari e-budgeting dengan versi DPRD DKI. Kemudian hasilnya, hanya ada anggaran sekitar Rp 10 triliun yang tidak sama dengan pagu anggaran eksekutif.

Sementara Basuki selama ini menuding ada anggaran "siluman" senilai Rp 12,1 triliun sehingga ia menyimpulkan sisanya sudah sempat masuk ke dalam RAPBD DKI 2015.

‎"Kemendagri enggak katakan salah juga. Kemendagri mana tahu UPS, alat olahraga, makanya sekarang lagi kami sisir. Yang pasti ini kan ada anggaran siluman Rp 12 triliun, kok kesisir cuma Rp 10 triliun. Berarti ada Rp 2 triliun dong yang masuk ke dalam (dokumen APBD 2015). Ini tuh kayak tangkap alien di film-film yang menjelma jadi manusia, makanya kami mau lacak," kata Basuki.

"Begitu ketahuan, siapa yang tanggung jawab SKPD mana, kami stafkan. Ada macam-macam (program) di Rp 2 triliun itu, seperti anggaran pemeliharaan, UPS juga ada," pungkas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com