"Ini pasti (bau) sampah. Baunya menyengat sekali," tutur seorang penumpang asal Bogor, Darin (55), sambil menutup hidungnya.
Sementara penumpang lainnya, Angel (28), mengaku tidak terlalu menyadari terkait bau sampah menyengat tersebut. Pasalnya, dosen bahasa Inggris itu hanya transit dan menunggu kereta di tengah peron.
"Kalau di tengah (peron) stasiun sih enggak terlalu kentara baunya," ucap warga Pondok Kopi tersebut.
Pantauan Kompas.com, bau sampah memang hanya di bagian utara stasiun. Bau sampah sudah mulai tercium saat ujung peron menyisakan 15 meter mendekati plang Stasiun Manggarai bagian utara, tempat di mana penumpang biasa menyeberang rel melewati ujung kereta.
"Ya, benar, Mas. (Aroma tak sedap) Ini bau sampah. Saya rasa dari bak penampungan sampah di sebelah stasiun," kata petugas sekuriti Stasiun Manggarai, Edi Jubaedi, sambil menunjuk bak penampungan sampah.
Saat ditelusuri, sekilas bak tersebut hanya terlihat seperti dinding biasa setinggi tiga meter jika dilihat dari peron stasiun. Setengah dari bak yang dicor semen itu tertutup tanah dan terlihat membangun saluran air sekaligus penyangga tanah.
"Bak sampah? Oh di balik tembok ini, Mas," jawab pekerja bernama Rani (38) saat ditanya soal lokasi bak penampungan sampah.
Selama mengerjakan saluran air tersebut, Rani juga kerap mengeluhkan bau sampah menyengat dari bak yang berjarak sekitar 2 meter dari lokasi kerjanya. Bahkan, salah satu rekan kerja Rani sempat muntah gara-gara tidak tahan dengan bau sampah yang menusuk hidung tersebut.
"Setahu saya setiap hari ada petugas yang mengangkut (sampah), tapi tidak pernah habis. Selalu ada sisa. Makanya, teman saya kemarin muntah-muntah dan berhenti kerja karena tidak tahan baunya," ujar lelaki asal Rangkas Bitung tersebut.
Untuk melihat tumpukan sampah tersebut, Kompas.com perlu menaiki gundukan tanah yang berada di sisi belakang bak. Setelah berada di pijakan paling atas, terlihat bak berukuran 6 meter x 10 meter dengan kedalaman 3 meter berisi sampah berbagai jenis. Bahkan, ceceran sampah juga terlihat meluber hingga trotoar dan aspal Jalan Manggarai Barat, Jakarta Selatan.
Dua orang pemulung terlihat bersemangat memilah sampah untuk dijual kembali. Menurut salah satu pemulung, Husnul Suganda (63), wilayah tersebut masuk kawasan RW 4, Kelurahan Manggarai. Warga RW 6 Manggarai itu mengaku selalu memulung di bak penampungan sampah tersebut.
"Kalau sampah di sini, biasa diangkut truk dari dinas (Kebersihan) tiap siang. Tapi, memang tidak pernah habis," ungkap bapak dua anak yang telah 12 tahun jadi pemulung di kawasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.