Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Sampah Menyengat di Stasiun Manggarai Bikin Muntah

Kompas.com - 27/03/2015, 11:17 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sekilas tidak ada yang aneh dengan situasi Stasiun Besar Transit Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (27/3/2015) pagi. Sejumlah petugas stasiun sibuk dengan rutinitas mengatur turun naik penumpang. Terlepas dari itu, beberapa penumpang terlihat menutup hidung mereka seraya mengernyitkan dahinya.

"Ini pasti (bau) sampah. Baunya menyengat sekali," tutur seorang penumpang asal Bogor, Darin (55), sambil menutup hidungnya.

Sementara penumpang lainnya, Angel (28), mengaku tidak terlalu menyadari terkait bau sampah menyengat tersebut. Pasalnya, dosen bahasa Inggris itu hanya transit dan menunggu kereta di tengah peron.

"Kalau di tengah (peron) stasiun sih enggak terlalu kentara baunya," ucap warga Pondok Kopi tersebut.

Pantauan Kompas.com, bau sampah memang hanya di bagian utara stasiun. Bau sampah sudah mulai tercium saat ujung peron menyisakan 15 meter mendekati plang Stasiun Manggarai bagian utara, tempat di mana penumpang biasa menyeberang rel melewati ujung kereta.

"Ya, benar, Mas. (Aroma tak sedap) Ini bau sampah. Saya rasa dari bak penampungan sampah di sebelah stasiun," kata petugas sekuriti Stasiun Manggarai, Edi Jubaedi, sambil menunjuk bak penampungan sampah.

Saat ditelusuri, sekilas bak tersebut hanya terlihat seperti dinding biasa setinggi tiga meter jika dilihat dari peron stasiun. Setengah dari bak yang dicor semen itu tertutup tanah dan terlihat membangun saluran air sekaligus penyangga tanah.

"Bak sampah? Oh di balik tembok ini, Mas," jawab pekerja bernama Rani (38) saat ditanya soal lokasi bak penampungan sampah.

Selama mengerjakan saluran air tersebut, Rani juga kerap mengeluhkan bau sampah menyengat dari bak yang berjarak sekitar 2 meter dari lokasi kerjanya. Bahkan, salah satu rekan kerja Rani sempat muntah gara-gara tidak tahan dengan bau sampah yang menusuk hidung tersebut.

"Setahu saya setiap hari ada petugas yang mengangkut (sampah), tapi tidak pernah habis. Selalu ada sisa. Makanya, teman saya kemarin muntah-muntah dan berhenti kerja karena tidak tahan baunya," ujar lelaki asal Rangkas Bitung tersebut.

Untuk melihat tumpukan sampah tersebut, Kompas.com perlu menaiki gundukan tanah yang berada di sisi belakang bak. Setelah berada di pijakan paling atas, terlihat bak berukuran 6 meter x 10 meter dengan kedalaman 3 meter berisi sampah berbagai jenis. Bahkan, ceceran sampah juga terlihat meluber hingga trotoar dan aspal Jalan Manggarai Barat, Jakarta Selatan.

Dua orang pemulung terlihat bersemangat memilah sampah untuk dijual kembali. Menurut salah satu pemulung, Husnul Suganda (63), wilayah tersebut masuk kawasan RW 4, Kelurahan Manggarai. Warga RW 6 Manggarai itu mengaku selalu memulung di bak penampungan sampah tersebut.

"Kalau sampah di sini, biasa diangkut truk dari dinas (Kebersihan) tiap siang. Tapi, memang tidak pernah habis," ungkap bapak dua anak yang telah 12 tahun jadi pemulung di kawasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com