Ta'in (47), salah satu sopir bus transjakarta koridor IX, mengatakan, ulah penyerobot itu tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga keselamatan perjalanan angkutan massal itu.
"Kita terpaksa mesti serong bus buat sediakan ruang bagi motor. Sementara kita juga mesti menjaga supaya bus tetap berada di jalurnya," kata Ta'in kepada Kompas.com, di Terminal Bus Transjakarta di Pusat Grosir Cililitan (PCG), Jakarta Timur, Jumat (27/3/2015).
Menurut Ta'in, penyerobotan itu paling sering terjadi saat bus transjakarta berhenti di halte. Mau tak mau, sopir bus transjakarta menyediakan ruang kosong di sisi kiri bagi pengendara sepeda motor. "Kadang kita kesal juga, apalagi kalau setangnya kena bodi bus," ujar Ta'in.
Pengalaman buruknya, Ta'in pernah "lupa" buat memberikan ruang kosong di sebelah kiri ketika busnya sedang berhenti di halte. Sepeda motor pun menumpuk di belakang. Ada juga yang membunyikan klakson, lalu mencela dia.
"Saya pernah sampai diacungin jari tengah begini, terus pas lewat dia main-main gas. Saya panggil (lambai tangan) malah jalan terus," ujar Ta'in berkisah.
Kalau aparat yang lewat, lanjutnya, kadang egonya tinggi. Kalau tidak bunyikan sirene, mereka kerap memainkan lampu kendaraan.
Bambang Suprianto (45), sopir bus transjakarta lainnya, juga mempunyai pengalaman yang sama soal aksi penyerobotan. "Kita ini bawa kendaraan besar, bagaimanapun nantinya pasti tetap kita yang disalahkan," ujar sopir di koridor IV itu.
Bambang sudah merasakan menjalankan bus transjakarta di beberapa koridor di seluruh wilayah Jakarta. Menurut dia, bukan hanya aksi penyerobotan yang sering mengganggu, melainkan juga jalur putar balik yang sering menyebabkan kemacetan.
"Di Kebon Nanas itu kan banyak putaran balik, saya pernah dikomplain penumpang karena berhenti mendadak. Tetapi, itu karena banyak kendaraan yang tiba-tiba muncul dari jalur putaran balik itu," ujar Bambang.
Pengawasan aparat, lanjut dia, juga kadang kurang maksimal. Sebab, kadang dia melihat hanya sedikit petugas yang berjaga, sementara yang menyerobot berjubel, misalnya di persimpangan Matraman, Jakarta Timur.
Ia merasa pesimistis penyerobotan dapat ditindak selama kendaraan pribadi begitu banyak. "Kuncinya buat kita sabar saja," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.