Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Persaingan Antar-PNS, Ahok Persilakan yang Tak Mampu Keluar

Kompas.com - 31/03/2015, 11:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, kini ia menciptakan kondisi persaingan antar-satu pegawai negeri sipil (PNS) dengan PNS lainnya di lingkungan Pemprov DKI. PNS yang berkinerja baik akan mendapat imbalan setimpal, berupa nilai maksimal tunjangan kinerja daerah (TKD) dinamis. Begitu pula sebaliknya. 

"Jadi, kalau kamu bilang, 'saya enggak kebagian kerja', ya kamu mesti tanding dong. Anda saling berebut posisi di sini. Itu yang namanya seleksi promosi terbuka," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (31/3/2015).

Selain bersaing untuk memperoleh nilai maksimal TKD dinamis, lanjut dia, PNS DKI juga bersaing menduduki jabatan tertentu. Sebab, kini Basuki tak lagi memilih jabatan dengan tingginya hasil yang diraih saat tes psikologi maupun tes kompetensi dasar yang dilakukan saat seleksi jabatan terbuka. Kini, ia memilih pejabat dengan menilai kinerja pejabat itu.

Selain itu, Basuki juga melihat semangat yang ada di dalam diri pejabat itu untuk menduduki sebuah jabatan tertentu. "Kalau Anda kalah, ngapain Anda kerja di DKI? Silakan keluar dari PNS DKI. Toh banyak juga PNS di luar DKI yang mau masuk ke DKI kok. Ini kan persaingan yang kami ciptakan," kata Basuki.

Beberapa PNS DKI pun merasa tidak cocok dengan jabatan yang diembannya sekarang. Pasalnya, pejabat itu merasa tidak bisa mengisi poin kerja untuk mendapat TKD maksimal. Misalnya, pegawai Dinas Kesehatan dengan pegawai yang ditempatkan di puskesmas. Menurut dia, besaran TKD dinamis yang akan didapatkan pegawai yang bekerja di puskesmas akan lebih besar ketimbang tunjangan yang diterima pegawai Dinas Kesehatan karena pegawai puskesmas lebih aktif bekerja dibanding ditempatkan di dinas.

"Kalau Anda enggak punya kerjaan, bagaimana kami mau bayar Anda gitu lho? Kan TKD dinamis berdasarkan poin kerja, kalau bidang Anda memang enggak ada kerjaan, Anda enggak dapat TKD dan mungkin kami bubarkan bidang Anda loh. Itu yang saya maksud," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com