Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Prostitusi "Online" Menggeliat di Jakarta

Kompas.com - 17/04/2015, 08:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dunia prostitusi di Jakarta selalu hidup. Setelah banyak tempat rawan prostitusi dibersihkan, kini para pemainnya merambah tempat yang terbilang cukup aman, yaitu dunia maya (online).

Dunia online menawarkan beragam kemungkinan, salah satunya kebebasan untuk memilih para penyedia jasa seks komersial. Tak jarang, para pekerja seks komersial (PSK) dan calon konsumen berinteraksi secara bebas tanpa batas.

Sosiolog Universitas Indonesia, Ida Ruwaida, mengatakan, fenomena perpindahan ini disebabkan alasan ekonomi, yakni efisiensi biaya. Para pelaku, khususnya PSK, tak perlu terikat oleh mucikari. Mereka juga tak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat dan lainnya.

Bahkan, kriminolog Universitas Indonesia, Eko Haryanto, menyebut dunia prostitusi online semakin meluas hingga luar kota. Sebab, tak lagi ada batas untuk mengakses dunia maya yang semakin canggih.

“Jangkauan promosinya lebih luas dan kencang,” ucap Eko kepada Kompas.com di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Jaringan kecil

Belakangan, kasus pembunuhan terhadap Deudeuh Alfi Syahrin (26), Jumat (10/4/2015), kian menguak tabir menggeliatnya bisnis prostitusi online di Jakarta. Alfi dibunuh secara tragis oleh pelanggannya, RS (24), dengan leher dililit kabel dan mulutnya disumpal oleh kaus kaki. Keduanya bertemu lewat Twitter, kemudian bertransaksi secara riil di rumah kos Alfi di Tebet, Jakarta Selatan.

Kasus Alfi dikatakan bak fenomena puncak gunung es dari industri prostitusi online di Jakarta. Seperti yang disebut Eko Haryanto, promosi prostitusi Alfi di jejaring sosial Twitter tidak cukup aman untuk bisnis berbahaya seperti ini.

“Biasanya mereka kan langsung di kamar tuh, satu lawan satu tanpa ada yang mengamankan. Risikonya sangat tinggi sekali,” kata Eko.

Kebanyakan dari mereka yang tidak terikat jaringan karena menginginkan jumlah utuh uang hasil keringatnya. Tak peduli risiko kematian yang kerap membayangi mereka saat sedang melayani tamunya.

Untuk mengurangi risiko bahaya, biasanya mereka lebih memilih untuk bertemu di rumah kos milik si perempuan. Di sana, si perempuan merasa lebih aman karena mengetahui medan.

Jaringan besar

Menelusuri dunia prostitusi online di Jakarta bukan perihal mudah. Di sana, Eko menyebut sindikat besar bermain di balik layar prostitusi online yang kian berkembang di Ibu Kota.

Sindikat besar bukan lagi sekadar pepesan kosong. Mereka memiliki sistem dengan peraturan yang harus dipatuhi oleh pelanggannya.

Eko menyebutka, jaringan ini mengedepankan kehati-hatian. Mereka biasanya akan melakukan pengecekan latar belakang pelanggannya sebelum menerima pesanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com