Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Prostitusi "Online" Menggeliat di Jakarta

Kompas.com - 17/04/2015, 08:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Setelah adanya pesanan, pengelola jaringan prostitusi online juga tak serta-merta menyerahkan semuanya ke pelanggan. Biasanya, mereka akan mengawasi dari kejauhan.

Namun, di beberapa prostitusi online dengan skala yang lebih rapi, biasanya ia menyediakan tempat khusus. Pelanggan yang telah memesan lewat online akan diarahkan untuk ke suatu tempat khusus. Di sana, pelanggan ditunggu oleh beberapa perempuan yang sudah siap melayani.

Hal ini diamini oleh salah satu pengguna jasa prostitusi online di Jakarta, Dik (22). Ia mengatakan, prostitusi online kelas kakap memiliki persyaratan yang cukup ketat. Biasanya, mereka berusaha mengamankan aktivitas tersebut dari endusan polisi.

Setiap memasuki tempat prostitusi online yang berada di kawasan Kota, Jakarta Barat, Dik menyebutkan, salah satu persyaratannya ia harus meninggalkan telepon genggam dan kunci kendaraan miliknya. Bahkan ia harus rela ditelanjangi untuk dicek semua barang bawaannya.

“Di kamar cuma bawa baju dan celana doang,” ucap Dik saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Kamis (16/4/2015).

Selain itu, para pelanggan di sindikat besar prostitusi online dikungkung peraturan ketat lainnya. Salah satunya terkait kepuasan yang dirasakan pelanggan.

“Dulu pernah ada orang yang digebukin gara-gara bilang enggak puas pas habis ‘main’,” ungkap Dik.

Umpan

Kehidupan para perempuan yang berkecimpung di dunia prostitusi online tidak dapat dilihat dari satu sisi. Ida Ruwaida bahkan menyebut banyak yang merupakan korban dari pasangannya sendiri.

Salah satu contohnya adalah Alfi (26). Seorang mucikari yang disebut Mami (32) mengatakan, Alfi bersentuhan dengan dunia prostitusi online lantaran diperkenalkan oleh kekasihnya. Alfi pun tergiur menggelutinya lantaran profesi ini mampu mendatangkan uang yang banyak dalam waktu singkat.

Eko bahkan menjelaskan, kebanyakan para mucikari merupakan mantan pengguna jasa prostitusi online. Para lelaki hidung belang tersebut kemudian bertransformasi menjadi mucikari karena memahami seluk-beluk dunia prostitusi online.

“Awalnya dijadikan pacar, kemudian diperkenalkan dengan dunia prostitusi saat membutuhkan uang,” ungkap Eko.

Gaya hidup

Mereka yang tercebur kemudian tak lekas bangkit karena terjerembab dalam rayuan ekonomi. Dengan iming-iming status meningkat, banyak dari mereka malah asyik dan terjerumus lebih jauh.

Mami (32), perempuan yang malang melintang di dunia prostitusi online dan kini menjadi pengasuh delapan perempuan, mampu memiliki mobil dan rumah dalam tempo singkat. Lewat bisnis prostitusi online, dirinya tak perlu susah melunasi semua kebutuhan hidupnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com