Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Akui Terima Upah Tanpa Bekerja untuk Lelang Pengadaan Transjakarta

Kompas.com - 06/05/2015, 18:34 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pengendali teknis (dalnis) untuk program lelang pengadaan transjakarta mengaku ditunjuk langsung oleh Udar Pristono yang menjadi Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada periode 2012-2013.

Namun Mickel Mangasa H Parulian yang kala itu menjadi anggota dalnis mengungkapkan SK untuk penugasannya tidak langsung diberikan, melainkan menjelang akhir-akhir penugasan.

"Kami diperintah oleh Kepala Dinas secara tertulis, kami mengetahui itu dengan adanya SK yang ditandatangani oleh Kepala Dishub," kata Mickel dalam persidangan kasus Udar yang digelar Rabu (6/5/2015) siang di Pengadilan Tipikor Jakarta Selatan.

Di depan majelis hakim yang dipimpin oleh hakim ketua Artha Theresia, Mickel juga mengungkapkan ketidaktahuan bentuk tugas yang diterimanya.

Padahal, Mickel mendapatkan honor atas tugas untuk bekerja dalam tim pengendali teknis lelang pengadaan unit transjakarta periode itu.

Honor tersebut berjumlah sekitar Rp 6 juta selama penugasan 45 hari kerja. "Apakah saksi bekerja dan menerima honor saat menjadi tim pengendali teknis," tanya salah satu JPU di depan majelis hakim pada pria berkacamata itu.

Ia lalu membenarkan bahwa menerima honor meski tidak pernah melakukan pekerjaan dalnis lelang pengadaan Transjakarta.

Sementara itu, Thioder Sianturi yang dalam lelang pengadaan menjadi anggota dalnis juga mengaku tidak ada tugas yang jelas padanya, bahkan laporan pertanggung jawaban juga tidak jelas.

Senada dengan Mickle, Thioder juga mengungkapkan honor dalnis tetap mengalir padanya. Udar Pristono diduga melakukan tindak korupsi karena menyetujui pembayaran 18 unit transjakarta pada periode 2012-2013 meski tak memenuhi spesifikasi.

Udar juga dituduh kongkalikong dengan sengaja memenangkan salah satu pihak yang menjadi perusahaan pemenang tender pengadaan transjakarta pada saat itu. Sebanyak Rp. 63,9 miliar kas negara dibuat rugi oleh Udar dari sejumlah keputusannya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com