Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Asal Mula Batu Mirip Giok di Tomang

Kompas.com - 11/05/2015, 22:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terhitung sejak hari Jumat (8/5/2015) malam, warga di wilayah Tomang, Jakarta Barat, dihebohkan penemuan batu yang menyerupai giok di Jalan Mandala Raya. Perhatian mereka tertuju pada sebuah bongkahan batu yang sering dikorek atau diambil oleh orang untuk dijadikan cincin batu akik.

Batu setinggi 40 sentimeter dengan lebar lebih kurang 70 sentimeter itu awalnya merupakan milik mantan Bupati Wonogiri Begug Poernomosidi. Begug merupakan pemilik rumah yang berada persis di belakang tempat batu itu berada.

"Iya betul, memang punya Pak Begug. Beliau ini suka mengoleksi batu. Saya pernah diundang main ke rumahnya, di dalam memang banyak pajangan dari batu," kata Ketua RW 04 Haryanto (53), Senin (11/5/2015) malam.

Haryanto yang sudah tinggal di sana sejak tahun 1974 menceritakan asal mula keberadaan batu itu. Sekitar tahun 1984, Begug dikatakan sudah menempati rumah di sana. Batu yang ada di luar pagar rumahnya itu sendiri baru terlihat pada tahun 1987.

"Dulu bentuknya kayak meja besar, tingginya lebih kurang satu setengah meter," tutur Haryanto.

Dia menjelaskan, saat batu itu dibuat, belum ada trotoar di sepanjang Jalan Mandala Raya. Batu itu sendiri memang sengaja ditempatkan Begug di depan rumahnya bersamaan dengan bunga dan tanaman yang sengaja ditanam di sana. Trotoar sendiri baru dibuat setelah tahun 2010.

Awalnya, ujar Haryanto, trotoar belum dibuat sebagus seperti sekarang ini. Dengan adanya batu itu, pembangunan trotoar pun harus menyesuaikan keberadaan batu yang saat itu masih utuh.

"Jadi kalau ibarat ngebangun trotoar, tengahnya di tempat batu sengaja dikosongin, setelah tempat batu baru ada trotoar lagi," terang Haryanto. Menurut Haryanto, tidak ada alasan khusus kenapa batu itu ditempatkan di luar rumah. Haryanto hanya melihat bahwa di dalam rumah Begug ada batu serupa yang ditempatkan di beberapa titik, seperti di halaman rumah maupun di dalam rumah.

Waktu berlanjut hingga tahun 2012. Pada tahun itu, Begug diketahui telah menjual rumahnya dan berpindah ke Wonogiri, Jawa Tengah. Saat pindah, Begug membawa serta pajangan-pajangan batu yang ada di rumahnya itu. Terkecuali batu yang ada di depan rumahnya, tidak ikut dibawa serta.

"Kalau kami, warga, lihat, kayaknya Pak Begug sengaja tinggalin batu itu di sana. Kalau mau dibawa, pasti sudah dari dulu kali. Buktinya pajangan batu yang lain kan sudah ikut diangkut," jelas Haryanto.

Jadilah rumah itu kosong dan akhirnya didapat seorang pembeli yang sampai kini belum menempati bekas rumah Pak Begug. Kondisi rumah itu sendiri sudah roboh alias jadi satu dengan tanah. Hanya ada beberapa lembar seng berukuran besar yang menutupi bagian dalam rumah dari pandangan orang di luar.

Sejak rumah itu ditinggal oleh Begug, satu per satu mulai muncul orang tak dikenal yang suka mengorek bagian batu tersebut. Sehingga, dari yang setinggi satu setengah meter, tinggi batu itu sekarang hanya tinggal kurang dari setengah meter. Haryanto bersama Lurah Tomang Aji Kumala pun sempat beberapa kali memergoki warga yang berkelahi gara-gara memperebutkan batu itu.

Belakangan, warga yang datang untuk mencongkel batu semakin banyak sehingga dinilai mengganggu ketertiban umum. "Kita intinya enggak masalah kalau ada yang mau ngambilin batunya. Kita juga enggak bisa larang. Tapi kalau sampai bikin macet gara-gara pada parkir, kan sudah beda urusan. Apalagi kejadian di wilayah saya," tegas Haryanto.

Beberapa hari yang lalu pun dia pernah menemukan dua orang yang sebenarnya belum sama-sama kenal membuat perjanjian sendiri di batu itu. Mereka masing-masing memasang waktu maksimal 10 menit untuk mengambil batu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com