Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Korban Penipuan Lewat "Chatting" Mengaku Dihipnotis Tersangka

Kompas.com - 15/05/2015, 19:37 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - HA (32), warga Rawamangun, Jakarta Timur, tak menyangka jika teman yang baru dikenalnya selama satu minggu, YYS (32), warga Manggarai, Jakarta Selatan, tega membawa kabur barang berharga miliknya.

Wanita yang berprofesi sebagai sales promotion girl (SPG) itu, merupakan satu dari tujuh korban penipuan dan pencurian modus kopi darat seusai berkenalan dengan YYS lewat aplikasi chatting.

Bahkan, HA mengaku sempat tak sadarkan diri ketika diminta tersangka untuk membuka perhiasan miliknya. "Saya sadar saat di wastafel. Kalau kalung saya sudah tidak ada," ujarnya saat membuat laporan di Polsek Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (15/5/2015).

HA mengaku pertama kali bertemu YYS pada 27 Maret 2015 lalu. Pertemuan tersebut terjadi setelah keduanya terlebih dahulu berkenalan secara virtual sepekan sebelumnya.

Saat berkenalan, HA sempat dimintai beberapa akun aplikasi chatting lainnya. "Alasannya, sinyal jelek. Jadi saya kasih pin BBM dan nomor WhatsApp," ujarnya.

Selama masa pendekatan (PDKT), korban tidak menaruh curiga karena YYS mengaku sebagai pengusaha batubara. Terlebih, saat bertemu, YYS menjemput HA menggunakan mobil jenis Chevrolet Spin warna nopol B 1257 SRX atas nama dia.

"Mengakunya kerja di pertambangan. Jadi, meski baru seminggu kenal, saya ikut saja waktu diajak jalan (kopi darat). Saya pikir waktu itu, latar belakangnya jelas. Jadi, enggak mungkin mau menipu," ujarnya.

Meski baru bertemu satu kali, HA tak sungkan ketika YYS meminta untuk berfoto selfie dengannya.

"Dia (tersangka) pegang wajah saya sambil menatap mata saya. Kemudian saya diminta untuk membuka semua perhiasan. Saya turuti saja karena dia cuma mau lihat dan menanya kalau itu emas atau bukan. Sepertinya saya dihipnotis," ujar dia.

Menjelang magrib, YYS mengajak HA untuk turun dari mobil dan menunaikan ibadah shalat magrib di salah satu mushala di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Namun, HA diminta untuk menaruh barang berharga miliknya di dalam tas dan ditinggal di mobilnya. Nahas, usai shalat, HA baru menyadari handphone dan perhiasannya tidak ada.

HA sempat menanyakan kepada petugas mushala terkait keberadaan YYS. Namun, saat dia memastikan ke parkiran, mobil YYS sudah tidak terlihat.

Akibatnya penipuan itu, HA mengalami kerugian hingga Rp 5 juta, dengan rincian liontin emas seberat 2 gram, kalung emas seberat 5 gram, berikut handphone, uang Rp 100 ribu dan beberapa surat penting lainnya.

Sebelumnya, YYS mengaku hanya mengelabui lima korban wanita dengan modus serupa. Namun, dari kelima korban, hanya tiga korban yang melapor ke Polsek Pademangan, yaitu SW, TA dan BNT. 

Setelah melihat berita di media, dua korban lainnya, HA dan Yu pun mendatangi Polsek Pademangan untuk memastikan ciri tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com