Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Mulai Ada Keluhan Atasan Malas, Cuma Perintah

Kompas.com - 18/05/2015, 11:08 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, keluhan-keluhan dari pejabat eselon I dan II maupun para staf menjadi salah satu acuan untuk merotasi pejabat eselon III dan IV Pemerintah Provinsi DKI. Terutama sejak pelantikan besar pada 2 Januari lalu.

"Setelah dievaluasi enam bulan ini, kita mulai temukan nih keluhan-keluhan dari pimpinannya dan bawahannya yang mengatakan atasannya malas, perintah saja, yang jalanin bawahannya saja," ujar pria yang akrab disapa Ahok ini setelah pelantikan di Balai Kota, Senin (18/5/2015).

Ahok kini memberi kesempatan kepada staf yang dianggap memiliki kinerja bagus untuk mengkuti tes kenaikan pangkat ini. Ahok mengatakan, rotasi hari ini bukanlah soal transparansi. Sebab, dia telah meminta kepada para pejabat eselon II untuk berperan besar dalam rotasi ini. Mereka diminta untuk memilih orang-orang yang dia yakini bisa diajak bekerjasama membangun Jakarta.

Akan tetapi, sebagai imbas dari pilihan yang dilakukan pejabat eselon II tersebut, mereka terancam dicopot jika orang yang mereka pilih tidak mampu bekerja dengan baik. "Dulu kita tanya kepala dinasnya, kenapa tidak sesuai dengan yang saya minta? Dia bilang karena eselon III dan IV engga membantu. Ya sudah, kamu pilih yang bisa bantu, yang lain stafkan saja. Tapi kita eselon II kita tes lagi sekarang. Jadi kalau engga bener, eselon II-nya yang kita copot," ujar Ahok.

Ahok bersemangat membenahi birokrasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena merasa tidak memiliki banyak waktu untuk membereskan itu semua. Dia juga merasa telah memberikan kesejahteraan yang cukup bagi PNS DKI. Sehingga, tidak ada alasan lagi bagi para PNS untuk tidak bekerja dengan baik.

"Kita enggak ada waktu, jabatan kita tuh cuma lima tahun. Apalagi saya, tinggal 2 tahun. Kalau Pilkada 2017 saya kalah, engga mau denger lagi orang. Kalau saya terlalu lama membiarkan ini, engga bisa. Gaji sudah tinggi kok, paling rendah sudah Rp 9 juta sekelas manager itu," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com