Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Sudah Tak Layak Huni, Rusun Karanganyar Akan Direnovasi

Kompas.com - 11/06/2015, 16:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, akan direnovasi tahun ini. Hal itu dikatakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Djarot menganggap Rusunawa Karanganyar sudah tidak layak huni. "Sudah tidak sehat lagi kalau dibiarkan warga tinggal di sana. Makanya, kita harus lakukan revitalisasi rusunawa ini dengan yang baru. Harus seperti apartemen-lah," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (11/6/2015).

Data dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan menyebutkan, saat ini Rusunawa Karanganyar terdiri dari 358 unit. Namun, jumlah penghuninya mencapai 526 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 1.196 jiwa.

Oleh karena itu, Djarot menilai renovasi yang akan dilakukan terhadap Rusunawa Karanganyar harus total. Dalam artian, harus dilakukan perancangan ulang terhadap bangunan yang ada saat ini.

Menurut Djarot, idealnya, unit Rusun Karanganyar harus seperti Rusun Jatinegara Barat. Di Rusun Jatinegara Barat sendiri, tiap unit memiliki luas sekitar 5 x 5, dengan tiap satu unit terdiri dari dua kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.

"Perlu dilakukan juga penataan lingkungan yang sehat dan nyaman. Dalam desain ulang, juga harus dilakukan penambahan lantai. Tidak lagi empat lantai, tetapi bisa 12 lantai sehingga nanti bisa lebih banyak menampung orang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com