Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun Kapuk Muara Dipenuhi Mobil Pribadi, Pemkot Jakut Bingung

Kompas.com - 14/06/2015, 04:36 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Pemerintahan Kota Administratif Jakarta Utara, Rusdiyanto, heran sekaligus kaget melihat banyaknya mobil pribadi yang menyesaki lahan parkir rumah susun Kapuk Muara, Penjaringan.

Akibat pemandangan itu, Rusdiyanto bahkan mempertanyakan, kebenaran peruntukan rumah susun yang ditujukan untuk warga relokasi dari kolong tol Penjaringan-Pejagalan yang digusur 2004 lalu.

"Saya baru tahu kalau warga rusun punya mobil pribadi. Kirain rusun ini hanya untuk warga korban relokasi dari bantaran kali yang tidak mampu," kata Rusdi seraya menggelengkan kepala, Sabtu (13/6/2015).

Hal tersebut diketahui Rusdi saat mengikuti operasi pembinaan administrasi penduduk yang diprakarsai Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Utara.

Rusdi mengaku tidak mengerti mengapa kondisi di Rusun Kapuk Muara itu bisa terjadi. Namun, dia menegaskan segera mengingatkan Unit Pengola Rumah Susun (UPRS) yang baru agar lebih teliti dalam menyortir warga yang layak untuk menghuni hunian tersebut.

"Tentu UPRS yang paling tahu. Mereka harus lebih jeli dalam menyeleksi penghuni, khususnya pengawasan terhadap Surat Perjanjian sewa," paparnya.

Sementara itu, Kepala UPRS Jakut, Abdurrahman Anwar, memastikan telah memantau kondisi warga rusun Kapuk Muara yang termasuk kategori mampu tersebut. Untuk itu, Abdurahman mengatakan jika dirinya akan menerapkan strategi khusus untuk mengatasi masalah ini.

"Untuk saat ini, saya harus pelajari dulu, kasus per kasus. Kan saya baru tiga minggu jadi Kepala UPRS. Jangan sampai nanti, selesaikan masalah yang satu, muncul masalah baru," kata Anwar.

Rencananya, UPRS Jakut akan menaikkan tarif parkir lebih tinggi untuk mobil-mobil tersebut. Namun, Abdurrahman belum dapat memastikan waktu pelaksanaan rencana tersebut. "Kalau bisa mulai tahun depan, kita terapkan tarif tinggi. Mudah-mudahan efektif," tutur Abdurrahman.

Sebelumnya, dalam operasi pembinaan administrasi kependudukan itu, diketahui bahwa sebagian besar penghuni rusun merupakan warga asal Panipahan, Bagansiapiapi, Riau.

Selain memeriksa KTP warga, operasi ini juga mendata Surat Perjanjian Sewa (SP) Rusun milik penghuni, serta Auto Debet Bank DKI milik penghuni rusun yang berjumlah 787 Kepala Keluarga. Ternyata ratusan penghuni rusun mengaku masih banyak yang belum membuat e-KTP.

"Baru 57 warga saja melakukan perekaman data yang difasilitasi Sudin Dukcapil di lapangan rusun," kata Kasudin Dukcapil Jakut, Erik Polim Sinurat.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com