Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Lulung Enggak Usah Asbun, Jangan Fitnah

Kompas.com - 27/06/2015, 17:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah pernyataan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (Lulung) yang menyebutkan bahwa dirinya sengaja membongkar dugaan korupsi APBD demi meraih citra pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Dia pun menantang Lulung untuk membuktikan harta kekayaan yang diperoleh selama ini. 

"Kalau saya dibilang pencitraan, orang-orang pasti lihat rekam jejak. Berani enggak Pak Lulung buktikan harta kamu, pajak yang sudah kamu bayar, dan gaya hidup kamu," kata Basuki seusai meninjau makanan berbuka di Pusat Jajanan Benhil, Jakarta, Sabtu (27/6/2015) sore. 

Basuki lalu menyinggung mobil Lamborghini yang pernah dibawa Lulung saat pelantikan anggota DPRD DKI periode 2014-2019. Basuki mengatakan, berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya, mobil mewah yang dikendarai Lulung itu tidak memiliki kelengkapan surat. Apabila tidak memiliki surat legalitas, Lulung tidak membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

"Harga mobil Lamborghini-nya belasan miliar, tetapi bayar pajak enggak tuh? Terus kalau dia bilang Lamborghini-nya pinjam orang, berarti dia (Lulung) kena gratifikasi. Ngapain pejabat dipinjami barang mewah," kata Basuki. 

"Sudahlah Pak Lulung enggak usah asbun (asal bunyi). Bulan puasa jangan fitnah, orang yang kerjaannya fitnah itu masuk neraka," kata Basuki sambil masuk ke dalam mobil. 

Sebelumnya, dalam sebuah diskusi, Lulung menilai Basuki sulit memikat warga Jakarta pada Pilkada DKI 2017. Pasalnya, dia menilai tak ada kemajuan yang didapat oleh Basuki selama memimpin Jakarta. Ia bahkan membantah anggapan yang menyatakan Basuki berhasil memberantas korupsi di lingkungan birokrasi DKI Jakarta.

"Apa yang dilakukan Ahok bukan semata-mata tulus untuk membongkar kasus korupsi. Pak Ahok terlihat jelas dalam persoalan memberantas korupsi ini mencari pencitraan," ujar Lulung.

Lulung menilai Basuki yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas adanya dugaan korupsi dalam APBD DKI Jakarta. Pasalnya, hal ini terjadi saat Basuki menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com