Sopandi mengatakan, tiap tiket bus keberangkatan juga wajib memiliki stempel khusus. Hal ini untuk membedakan tiket asli dengan tiket-tiket palsu. Sopandi berharap cara ini bisa menekan praktik percaloan tiket di Terminal Induk Kota Bekasi.
Sopandi mengatakan, banyak risiko yang harus dihadapi masyarakat jika membeli tiket tak resmi. Dia khawatir tiket-tiket yang dibeli dari calo sebenarnya palsu. Tiket dijual tetapi bus yang dipesan sesungguhnya tidak pernah ada.
"Nanti bisa saja ditipu, ada tiket engga ada bus, kita menghindari yang seperti itu," ujar Sopandi.
Untuk diketahui, jumlah bus yang disiapkan untuk menampung pemudik tahun ini di Terminal Induk Kota Bekasi adalah 500 unit. Sebanyak 350 unit adalah bus reguler dan selebihnya adalah bus tambahan. Bus-bus tersebut memiliki tujuan yang beragam dari Jawa Barat, Jawa, dan juga Lampung.
Pengelola Terminal Induk Kota Bekasi juga baru memeriksa sebanyak 25 bus yang sedang menunggu penumpang di terminal. Dari 25 bus tersebut, sebanyak 18 bus lulus uji kelaikan dan ditempeli stiker, 2 bus tidak lulus, dan 5 bus ditindak karena belum lulus uji KIR.
Pada tahun lalu, jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Induk Kota Bekasi adalah 120.847 orang. Sementara bus yang tersedia tahun lalu sekitar 300 bus.