Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kisah Bocah Korban Penculikan di PGC

Kompas.com - 21/07/2015, 20:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — SE, bocah perempuan yang diculik di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, telah berkumpul lagi dengan keluarganya di kawasan Condet, Kramatjati.

SE menuturkan pengalamannya saat dibawa penculik. Menurut bocah 6 tahun itu, dia dibawa dari PGC dengan menaiki angkot. Turun dari angkot, dia diajak naik taksi ke daerah yang diduga di wilayah Bekasi.

Dibawa pada Sabtu (18/7/2015) sekitar pukul 20.00, ia tiba di tempat pelaku, Minggu (19/7/2015) pagi. Belum jelas bagaimana bocah tersebut bisa begitu lama untuk tiba di tempat pelaku.

Selama bersama pelaku, SE menyebut tinggal di rumah yang kecil. "Rumahnya kecil, keramik, enggak boleh keluar, enggak tahu kenapa," kata SE kepada wartawan di tempat tinggalnya, Selasa sore.

Menurut SE, di dalam rumah yang kecil, ia tinggal bersama dua pelaku. Di dalam rumah, gadis cilik itu hanya menonton televisi karena tidak ada tempat bermain.

Selama tinggal bersama penculiknya, SE mengaku baru makan satu kali. "Dikasih makan mi sama nasi," ujar dia.

"Omnya baik," kata dia dengan nada polos.

Berdasarkan cerita putrinya, orangtua SE, Rd, mengatakan bahwa sang anak sempat diajak ke tempat adik pelaku. "Dibawa oleh pelaku ke adiknya. (Kata SE), tantenya (adik pelaku) masih SMK. Dia manggil (pelakunya) 'om'. Kenal sama adiknya pelaku, namanya L," ujar Rd.

Rd mengakui, SE bercerita bahwa ia diperlakukan dengan cukup baik selama bersama pelaku. Kalau mandi, SE mengaku mandi sendiri. "Wajahnya kurus, kulit hitam, kurang mandi atau gimana, kami kurang tahu," ujar Rd.

Seperti diberitakan, SE hilang diculik saat berada di sebuah tempat bermain anak di PGC, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (18/7/2015). Dalam rekaman CCTV, SE tampak berjalan dengan pria berbaju garis-garis biru putih.

SE bisa kembali ke rumah setelah seorang pria tak dikenal menitipkannya kepada seorang sopir taksi untuk diantar kembali ke PGC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com