Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau soal Duit, Saya Main Keras

Kompas.com - 04/08/2015, 08:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal menerapkan kebijakan, Kartu Jakarta Pintar (KJP) sama sekali tidak bisa ditarik tunai. Kebijakan ini untuk mengantisipasi terulangnya penyalahgunaan dana KJP oleh oknum tertentu. 

"Selain tidak kami kasih cash (tarik tunai), kami juga akan membatasi (penggunaan) EDC (electronic data capture) juga. Kami akan bekerjasama dengan toko buku besar yang tidak bisa 'bermain', seperti Toko Gunung Agung atau Gramedia," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/8/2015) malam. 

Menurut Basuki, sistem KJP yang ada saat ini sudah berjalan baik. Sebab, ia sudah dapat menyelidiki pihak mana saja yang menyalahgunakan dana KJP tersebut.

Sistem transaksi nontunai dalam KJP ini, kata Basuki, sama halnya dengan sistem yang ia terapkan untuk pemberian honor pekerja harian lepas (PHL).

Jika PHL tidak diminta untuk membuat rekening dan kartu ATM, lanjut Basuki, mandor kerap bermain dan mengambil keuntungan Rp 500.000 dari honor PHL tersebut.

Kini PHL telah dibayar honor sebesar nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) tiap bulannya. Mereka bisa mengambil sendiri honornya di bank maupun ATM tanpa dipotong biaya apapun.

Basuki mengklaim dengan pelayanan tersebut, PHL Dinas Kebersihan DKI menjadi lebih rajin bekerja. Begitu pula dengan PHL Dinas Pertamanan serta Dinas Pekerjaan Umum DKI.

"Waktu pertama kali (pemberian honor PHL), ada mandor yang nungguin mereka buat ditarikin setoran terus dimintain lagi satu-satu. Ini tuh memang tabiat. Makanya saya bilang ke Dinas Pendidikan, kalau ada oknum guru terlibat (menyalahgunakan KJP), dia tidak berani pecat, saya yang pecat. Ini soal duit, saya main keras," kata Basuki. 

Dengan demikian, Basuki mengaku tidak takut tidak akan didukung untuk menjadi Gubernur DKI kembali pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Jika Basuki berpikir politis, maka ia akan membebaskan dana KJP dipergunakan untuk belanja sesuka hati. Namun, Basuki mengaku memilih tidak populer dibanding membuang APBD secara sia-sia.

"Silakan orang enggak suka sama saya atau maki-maki saya, saya ini kan dipilih rakyat, saya enggak peduli. Orang enggak suka ya enggak usah dukung saya lagi, asal duit ini enggak kamu curi," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com