Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hadir dalam Rapat KUAPPAS, Ini Alasan Pejabat Pemprov DKI

Kompas.com - 25/08/2015, 16:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi anggota tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) tidak hadir dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Platfon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) untuk APBD DKI Jakarta 2016 pada Senin (24/8/2015). Penyebabnya, karena adanya pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Selain karena pekerjaan, ketidakhadiran mereka juga disebabkan adanya informasi mengenai perubahan jadwal rapat. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Jadi, kemarin itu memang ada perubahan jadwal dari DPRD. Jadi, pas kita sudah mau pergi ada info perubahan jadwal. Rapatnya dijadwal ulang," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Dalam acara yang digelar di Gedung DPRD kemarin, anggota TAPD yang terlihat hadir hanya Kepala Inspektorat Lasro Marbun. (Baca: DKI Harap Tak Ada Sanksi dari Kemenkeu terkait Rendahnya Penyerapan Anggaran)

Namun, tidak demikian dengan anggotanya lainnya, seperti Sekretaris Daerah Saefullah, Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah Tuti Kusumawati, maupun Heru sendiri.

Pada kesempatan itu, Lasro menjelaskan penyebab ketidakhadiran anggota TAPD lainnya disebabkan adanya pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.

"Mohon izin kepada forum rapat, karena kami tidak dapat mendelegasikan tugas. Saya sendiri tidak berwenang memberikan keterangan sebagai perwakilan eksekutif," kata Lasro.

Rapat dipimpin oleh Ketua DPRD yang juga Ketua Badan Anggaran (Banggar) Prasetio Edi Marsudi.

Sebelum memutuskan menunda rapat, Pras sempat meminta persetujuan terlebih dahulu kepada para anggota Banggar lainnya.

Menurut Pras, tidak mungkin untuk melanjutkan rapat tanpa kehadiran para anggota TAPD secara lengkap. Pernyataannya ini dapat dimaklumi oleh rekan-rekannya.

"Saya tidak mau juga bermain mata dengan eksekutif, begitu juga dengan eksekutif. Jadi, detail program harus masuk ke pembahasan. Pokoknya (pembahasan KUAPPAS) harus sedetail-detailnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com