"Hidup 'duet maut' Pak Jokowi-Ahok. Ayo bangun Jakarta kita," teriak seorang warga, Harjo (26), di tengah agenda blusukan Jokowi-Ahok, Kamis (3/9/2015).
Harjo menilai, kedua sosok pemimpin tersebut sudah memberikan efek yang positif terkait pembangunan Jakarta. Menurut Harjo, Jokowi-Ahok lebih pro-rakyat, khususnya terkait gebrakan mereka di lapangan. Oleh karena itu, mereka layak disebut "duet maut".
"Ibarat sepak bola, mereka (Jokowi-Ahok) ini dua penyerang berbahaya. Karena aksinya selalu menggebrak, makanya pantas disebut 'duet maut'," ujarnya.
Salah satu warga lainnya, Sari (29), merasa bahwa kehadiran Jokowi-Ahok perlu dilakukan secara intens. Ini mengingat keduanya merupakan wadah aduan warga secara langsung.
"Kalau ngadu ke kelurahan, lama tindak lanjutnya. Jadi, kalau ada Presiden dan Gubernur, mudah-mudahan bisa langsung ditindaklanjuti. Soalnya mereka dengar langsung apa keinginan rakyat," tutur ibu satu anak tersebut.
Sementara itu, tak sedikit warga lainnya yang tidak terlalu antusias dengan kehadiran Jokowi-Ahok.
Rini (34), salah satu warga di wilayah tersebut, beranggapan bahwa blusukan pembagian paket bahan kebutuhan pokok atau alat tulis tersebut sudah sering dilakukan oleh keduanya.
"Sesekali blusukan-nya nawarin kerjaan. Kalau sembako mulu, besok juga habis. Kalau pekerjaan kan ada penghasilan yang bisa ditabung," kata Rini.
Seperti diketahui, Jokowi-Ahok tiba di lokasi blusukan dalam satu mobil, yaitu mobil dinas kepresidenan, Mercedes Benz RI-1.
Rombongan kepresidenan tiba di kawasan Semper Barat sekitar pukul 16.15 WIB. Setelah membagikan paket bahan kebutuhan pokok dan buku tulis kepada warga, Jokowi-Ahok bertolak ke lokasi selanjutnya di kawasan Tanah Merah, Tugu Selatan, Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.