Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ahok Tidak Perlu Terlalu Gusar dengan Temuan Sumber Waras"

Kompas.com - 02/11/2015, 11:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diminta tidak perlu berlebihan menuding berbagai pihak dengan adanya temuan pengadaan lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

Hal ini untuk mengomentari tudingan Ahok (sapaan Basuki) yang mengatakan bahwa laporan pansus ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan tindakan politis.

"Saya sarankan, Pak Ahok tidak perlu terlalu gusar dengan temuan kasus Sumber Waras," kata Ketua Pansus Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, Triwisaksana, di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (2/11/2015).

Sani mengatakan, Ahok tidak perlu menuduh laporan pansus politis. Sebab, kata Sani, pansus sama sekali tidak menyebut nama siapa pun dalam laporannya, termasuk nama Ahok.

Laporan tersebut bukanlah serangan yang ditujukan khusus untuk Ahok. Degnan demikian, seharusnya Ahok tidak perlu merasa kesal.

Sani mengatakan, laporan ini juga untuk menindaklanjuti rekomendasi pansus.

Dalam rekomendasi pansus, tertulis temuan soal pengadaan lahan RS Sumber Waras yang akan ditindaklanjuti BPK dan penegak hukum.

Sebab, Pemerintah Provinsi DKI tidak menjalankan rekomendasi yang sebelumnya dibuat oleh BPK.

Sani mengatakan, seharusnya Ahok senang dengan laporan itu. Laporan tersebut bisa membantu untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik lagi, sesuai cita-cita Ahok.

"Bukankah Pak Ahok ingin menghadirkan pemerintahan yamg bersih dan akuntabel di DKI? Seharusnya semua langkah untuk menuju ke arah sana perlu diapresiasi," ujar Sani.

Terkait laporan yang dilakukan ketika audit investigasi BPK masih berlangsung, Sani mengatakan, hal itu merupakan bagian dari fungsi pengawasan Dewan. Hal itu juga diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri).

"Kan DPRD sebagai lembaga pemerintahan daerah punya fungsi pengawasan. Jadi DPRD punya hak juga untuk mengusulkan pemeriksaan lanjutan. Dasarnya Permendagri No 13 Tahun 2010," ujar Sani.

Basuki mengomentari langkah Pansus LHP BPK untuk melaporkan pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras ke KPK.

Menurut Basuki, BPK saja belum menyelesaikan audit investigatif perihal kasus yang diduga terindikasi merugikan daerah sebesar Rp 191 miliar tersebut.

"Kalau DPRD bawa ke sana (lapor KPK) apa enggak lucu? Makanya, saya bilang ini cuma gaya politik saja," kata Basuki, di Balai Kota, Sabtu (31/10/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com