Salah satunya adalah anggaran pemasangan dan pembelian lampu yang mencapai ratusan miliar.
"Dinas Perindustrian dan Energi gila-gilaan juga ini saya pikir. Mereka satu dinas saja pasang lampu itu hampir Rp 300 miliar buat beli lampu," ujar Basuki ketika tiba di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu (22/11/2015).
Belum lagi anggaran pemasangan lampu di suku dinas yang mencapai Rp 40 miliar.
Pria yang dikenal dengan nama Ahok itu pun mengingatkan tagihan listrik Pemerintah Provinsi DKI yang mencapai Rp 600 miliar per tahun.
Ahok juga meminta agar lampu-lampu tersebut diganti dengan light emitting deode (LED) yang lebih hemat energi.
Atas dasar itu, Ahok akhirnya memotong anggaran pemasangan lampu tersebut.
"Kalau kita ganti LED semua lampu, paling bayar listrik itu di bawah Rp 200 miliar," ujar dia.
Selain itu, Ahok menyoroti pemasangan penerangan jalan umum (PJU) yang berantakan di beberapa wilayah.
Menurut Ahok, kontraktor yang memasang PJU sering kali tidak bertanggung jawab dan asal-asalan.
Ia menilai lebih baik jika pemasangan PJU dilakukan oleh Pekerja Prasarana dan Sarana Umum, atau dengan menggandeng perusahaan besar.
"Tunjuk saja satu perusahaan, misalnya sekelas Philips atau Nasional atau Panasonic yang sudah punya nama. Kita taruh di e-katalog, lalu kita beli. Jadi kalau rusak (lampunya), kita minta belinya langsung (karena sudah) kontrak lima tahun," ujar Ahok.
Dalam beberapa hari terakhir, Ahok menggelar rapat internal untuk menyisir anggaran SKPD dalam KUA-PPAS 2016. (Baca: DPRD Bakal Sahkan Prioritas Anggaran, Ahok Lembur Bareng Pejabat DKI)
Hari ini, giliran Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Kesehatan yang dievaluasi. Sebelumnya, Ahok mengevaluasi pengalokasian anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta serta Dinas Pendidikan DKI Jakarta. (Baca: Ahok: Gila, Ada Anggaran Honor "Programmer" Rp 57 Juta untuk Enam Hari)
Ahok pun memangkas anggaran yang dialokasikan dua dinas tersebut. (Baca: Ini Alasan Anggaran Dinas Pariwisata DKI Banyak Dipotong)