Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Beberkan Pertanyaan-pertanyaan BPK Saat Periksa Dirinya

Kompas.com - 07/12/2015, 13:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saat dia diperiksa pada 23 November 2015 lalu.

Pemeriksaan tersebut terkait investigasi pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras pada APBD Perubahan 2014. 

Basuki dan BPK sebelumnya merahasiakan pertanyaan-pertanyaan pemeriksaan karena merupakan rahasia negara.

Menurut Basuki, salah satu yang ditanyakan adalah alasan Basuki tetap membeli lahan RS Sumber Waras seluas 3,7 hektar. Padahal, Dinas Kesehatan DKI tidak merekomendasikan pembelian lahan di sana. 

"BPK tanya, Dinkes sudah nyatakan tanah ini enggak dijual dan sarankan beli RS kanker di Sunter, pakai lahan bekas kantor Jamkesda untuk (pembangunan) RS jantung. Kenapa kamu (Basuki) enggak mau (ikuti rekomendasi Dinkes DKI)?" kata Basuki menirukan pertanyaan auditor BPK, di Balai Kota, Senin (7/12/2015). 

Kepada auditor BPK, Basuki mengaku sudah mendisposisikan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah untuk menganggarkan pembangunan RS kanker dan jantung sesuai aturan.

BPK kemudian bertanya lagi, kenapa akhirnya Basuki tetap membeli lahan RS Sumber Waras.

"YKSW (Yayasan Kesehatan Sumber Waras) masukkan surat ke kami yang menyatakan kalau mereka mau jual lahan. Mereka bersedia menjual lahan sesuai harga NJOP (nilai jual obyek pajak)," kata Basuki.

BPK juga menanyakan alasan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akhirnya batal membangun RS jantung.

Sedianya, Pemprov DKI akan membangun RS jantung di lahan bekas kantor Jamkesda di Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat.

Karena lahan di sana tidak terintegrasi dengan RSUD Tarakan, Basuki membatalkan pembangunan RS jantung.

Akhirnya, Pemprov DKI memfungsikan RSUD Tarakan untuk pemulihan penyakit jantung.

"Terus saya ditanya lagi, kenapa saat rapim (rapat pimpinan), Anda mengatakan bahwa beli lahan pakai NJOP dan harga appraisal (taksiran) boleh? (Saya jawab) itu diatur oleh undang-undang dan perpres. Jadi, lahan di bawah lima hektar boleh dibeli pakai harga pasar," kata Basuki.

Basuki menjelaskan, YKSW menawarkan pembelian sesuai NJOP. Akhirnya, pembelian lahan RS Sumber Waras disepakati menggunakan NJOP.

"Saya bisa saja main mata sama dia, 'Eh belinya pakai harga pasar saja, nanti lebihnya kasih ke saya.' Itu baru betul kamu boleh curiga sama saya," kata Basuki. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com