Penggusuran diharapkan tidak menimbulkan kekerasan dan tidak merugikan salah satu pihak.
Komisioner Komnas HAM, Hafid Abbas, menuturkan, rencana relokasi warga Kalijodo harus diselesaikan tanpa kekerasan.
Selain itu, penggusuran harus memperhatikan kehidupan warga setelah relokasi. Ia mengharapkan pemerintah tidak mengambil keputusan sepihak terkait rencana penggusuran tersebut.
"Harus ada dialog yang melibatkan semua pihak. Pemerintah harus terbuka, apa yang diinginkan harus disosialisasikan kepada warga," ujar Hafid seusai menerima warga Kalijodo di Komnas HAM, Jakarta Pusat.
Hafid menegaskan, penggusuran jangan sampai menelantarkan warga dan mengakibatkan anak-anak berhenti bersekolah.
Pemerintah diharapkan menyiapkan program alih profesi bagi warga yang terdampak penggusuran.
Leonardo Eko Wahyu, warga Kalijodo, mengatakan, aparat seperti camat, Satpol PP, dan polisi mendatangi warga serta membagikan selebaran berisi penutupan kawasan Kalijodo, Minggu pagi.
"Warga belum dapat pemberitahuan mengenai penggusuran dari pemerintah. Kami baru dengar dari media," katanya.
Warga Kalijodo mengharapkan dialog sebelum pemerintah melakukan relokasi. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak ada hak-hak warga yang dilanggar. "Setiap tahun kami bayar Pajak Bumi dan Bangunan Rp 16 juta," ucap Leonardo.
Warga Kalijodo juga mendatangi DPRD DKI Jakarta, tetapi mereka urung bertemu anggota DPRD karena kunjungan itu tidak ada dalam jadwal DPRD.
Rusmin (44), warga Kalijodo, berpandangan, saat ini belum tepat untuk pembongkaran. Sebab, rumah susun yang dijanjikan sebagai tempat relokasi juga belum ada.
Jadi, warga akan kehilangan tempat tinggal dan tak tahu mau tinggal di mana.
Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, kawasan Kalijodo adalah jalur hijau yang diperjualbelikan sehingga harus dibongkar.
Dia menargetkan bulan ini kawasan tersebut sudah dibereskan. "Anda tidak mungkin membiarkan orang melanggar berpuluh-puluh tahun. Kalau seperti itu (dibiarkan), bagaimana nanti kami membereskan Waduk Pluit?" katanya.