JAKARTA, KOMPAS.com - Data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya memperlihatkan, setengah lebih perjalanan masyarakat di DKI Jakarta masih didominasi oleh pengguna kendaraan pribadi.
Sementara dari total perjalanan per hari tersebut, warga yang menggunakan jasa kereta api, terhitung sangat kecil jumlahnya.
"Perjalanan per hari di DKI Jakarta mencapai angka 20,7 juta. 58 persennya mereka yang pakai kendaraan pribadi, sebagian kecil dua persen pakai jasa kereta api," kata Kasubdit Penegakan Hukum (Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto, Rabu (9/3/2016).
Bila mengacu pada data berikutnya, di mana pertumbuhan kendaraan bermotor sekitar 11,26 persen per tahun, dapat diketahui dengan jelas apa penyebab kemacetan di Jakarta yang tak kunjung usai.
Angka pertumbuhan kendaraan bermotor itu sangat tidak sebanding dengan pertumbuhan ruas jalan yang hanya 0,01 persen dari total luas jalan di Jakarta, yaitu 40,1 kilometer persegi.
Faktor lain yang turut menyebabkan kemacetan adalah keberadaan pedagang kaki lima, pasar tumpah, dan sejumlah "konflik" di jalan seperti u-turn, persimpangan, terobosan, akses ke jalan utama, hingga fenomena tutup botol di mana kendaraan dari ruas jalan yang lebar terhambat saat melewati ruas jalan yang lebih sempit.
"Pertumbuhan pusat kegiatan dan permukiman dan rendahnya disiplin masyarakat juga jadi faktor kemacetan dan masalah lalu lintas di Jakarta," tutur Budiyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.